Update Saham Bisnis Muda, Edisi 3 Agustus 2020

Update Saham Bisnis Muda,

Update Saham Bisnis Muda,

Like

Membuka perdagangan pertamanya di bulan Agustus 2020, IHSG justru harus terjun ke zona merah. Performa Indeks Harga Saham Gabungan terpaksa harus menjauh dari level psikologis 5.100.

Dibuka di level 5.141,97, IHSG malah bergerak negatif. Bahkan, hingga pukul 9:42 WIB, IHSG terjun hingga -2,28 persen ke level 5.032,44.

Enggak tanggung-tanggung, semua sektor di dalamnya mengalami koreksi yang cukup dalam. Sektor konsumer memimpin pergerakan negatif dengan terkoreksi hingga -31,61 persen.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, saham BBCA tercatat mengalami penurunan hingga 2 persen setelah dilepas asing hingga Rp90,8 miliar. Selain itu, saham big caps lainnya seperti BBRI dan TLKM juga terjun akibat aksi net sell nih, Be-emers. 

Hal itu dinilai jadi pemicu tertekannya pergerakan IHSG di bursa hari ini (3/8). Sementara itu, Bursa Asia justru terpantau bergerak variatif.


Akankah IHSG mampu berbalik bullish?
 

Kinerja Emiten

Sejumlah emiten sudah melaporkan kinerjanya di sepanjang semester II/2020. Sayangnya, sebagian besar masih mengalami kinerja yang lesu akibat diterjang pandemi Covid-19.

Sektor yang kinerjanya dinilai cukup tertekan yakni sektor pariwisata, restoran, dan otomotif. Penurunan daya beli disertai adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat sektor tersebut harus mengalami penurunan kinerja.

Meski begitu, masih ada sejumlah sektor yang akhirnya mampu bertahan di tengah imbas pandemi Covid-19. Sektor konsumer adalah salah satunya.

Dilansir dari Bisnis.com, sebagian besar emiten yang bergerak di sektor konsumer telah berhasil mempertahankan pertumbuhan kinerjanya. Enggak cuma itu, pencapaian sektor konsumer ini merupakan yang paling unggul dari sektor lainnya.

Bahkan, beberapa diantaranya mencatatkan pertumbuhan laba hingga dua digit. Seperti halnya saham Mayora (MYOR), yang labanya justru melonjak hingga 16,22 persen per Juni 2020 lalu.

Selain itu, semua emiten farmasi juga secara kompak mengalami pertumbuhan laba. Hal itu terjadi seiring meningkatnya konsumsi produk kesehatan dan sentimen positif terhadap distribusi vaksin Covid-19 ke Indonesia.

Yuk cek juga kabar lainnya seputar pasar modal di sini: