Kenali Diri dan Profil Risiko, Tips Memulai Investasi!

Like

Analisis Saham dan Reksa dana

Setelah mengenal diri dan memahami profil risiko, langkah berikutnya adalah menganalisis instrumen investasi. Dua instrumen yang populer adalah saham dan reksadana.

 

Analisis Saham

Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Ketika kita membeli saham, artinya kita menjadi pemilik sebagian perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian keuntungan yang dihasilkan.
 

Analisis Fundamental

Analisis fundamental melibatkan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, termasuk laba rugi, neraca, dan arus kas.

Kita juga perlu melihat rasio keuangan seperti Price to Earnings Ratio (P/E), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (D/E). Selain itu, pertimbangkan faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, industri, dan kompetisi.


Analisis Teknikal

Analisis teknikal fokus pada pergerakan harga dan volume perdagangan saham. Ini melibatkan penggunaan grafik dan indikator teknikal seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), dan Bollinger Bands untuk mengidentifikasi tren dan pola yang dapat membantu memprediksi pergerakan harga di masa depan.


Sentimen Pasar

Sentimen pasar mencerminkan sikap keseluruhan investor terhadap suatu saham atau pasar secara umum. Ini bisa dipengaruhi oleh berita, peristiwa ekonomi, dan laporan keuangan perusahaan. Memahami sentimen pasar dapat membantu kita dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik.

Baca Juga: Reksa Dana vs Saham: Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Pemula?

 

Analisis Reksa dana

Reksadana adalah instrumen investasi di mana dana dari banyak investor dikumpulkan dan dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang.

1. Jenis Reksa dana

Ada beberapa jenis reksadana yang perlu dipertimbangkan:


a). Reksa dana Saham
Investasi mayoritas pada saham, cocok untuk jangka panjang dan investor dengan toleransi risiko tinggi.


b). Reksadana Obligasi
Investasi mayoritas pada obligasi, cocok untuk jangka menengah dan investor dengan toleransi risiko menengah.


c) Reksadana Pasar Uang

Investasi pada instrumen pasar uang seperti deposito, cocok untuk jangka pendek dan investor dengan toleransi risiko rendah.


d). Reksadana Campuran

Kombinasi investasi pada saham dan obligasi, cocok untuk investor dengan toleransi risiko menengah.
 

2. Kinerja Masa Lalu

Periksa kinerja masa lalu reksadana, meskipun ini bukan jaminan kinerja masa depan. Lihat sejarah pengembalian, volatilitas, dan bagaimana reksadana tersebut berkinerja dalam berbagai kondisi pasar.

Baca Juga: Mau Lebih Cuan? Bandingkan Reksa Dana dan Saham!

 

3. Biaya dan Beban

Setiap reksadana memiliki biaya manajemen dan biaya lainnya. Pastikan untuk memahami semua biaya terkait, karena biaya yang tinggi dapat mengurangi pengembalian investasi.
 

4. Manajer Investasi

Pengetahuan dan pengalaman manajer investasi sangat penting. Cari tahu reputasi dan rekam jejak manajer investasi yang mengelola reksa dana tersebut.