Perjalanan Mencari Beasiswa: Tips dan Trik untuk Sukses

Seorang sarjana di suatu negara (Source : Generated by AI)

Seorang sarjana di suatu negara (Source : Generated by AI)

Like

Biaya kuliah Sarjana (S1) semakin lama semakin tinggi. Dari yang ratusan ribu per semester kini menyentuh belasan juta hingga puluhan juta rupiah.

Beasiswa menjadi angin segar bagi mereka yang ingin mengenyam pendidikan tanpa perlu memusingkan biaya kuliah.

Salah satu hal yang cukup saya sesali saat berkuliah S1 adalah kurangnya menggali informasi terkait beasiswa, padahal ada sangat banyak beasiswa yang disediakan dari pemerintah hingga swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Saat ini, saya sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi di luar negeri dan tentu saja saya membutuhkan beasiswa untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

Hal yang saya sadari saat mengejar beasiswa adalah pentingnya mencari informasi. Entah berapa puluh kali atau lebih saya membuka website kampus, menghubungi professor, membuat esai, mengecek jadwal, dan melakukan banyak hal lainnya.


Saya merasa waktu dalam satu hari tidaklah cukup karena banyak yang harus dilakukan.

Berikut beberapa hal yang akan saya rangkum berdasarkan pengalaman saya untuk rekan-rekan yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri dengan beasiswa:

Baca Juga: Pengin Lolos Beasiswa? Berikut Tips untuk Mendapatkannya!
 

1. Persiapkan English Proficiency

Hal mendasar dalam mencari beasiswa atau sebelum mendaftar sekolah di luar negeri adalah kemampuan bahasa Inggris.

Setiap universitas mensyaratkan nilai kemampuan bahasa. Ada universitas yang memberikan beasiswa berdasarkan tingginya nilai English proficiency.

Semakin tinggi nilai, maka potongan UKT per semester semakin tinggi. Mendapatkan nilai kemampuan bahasa cukup menantang, terlebih jika Anda belajar secara mandiri. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk ujian bahasa pun tidaklah murah. Sehingga, persiapkan diri dengan baik.

 

2. Perlunya Modal, Waktu, dan Usaha

Persiapan mendapatkan beasiswa tidak hanya membuat saya lelah. Berbulan-bulan saya mempelajari bahasa Inggris bahkan cukup stres saat skor yang saya incar tidak saya dapatkan.

Tak hanya itu, uang yang dikeluarkan pun cukup banyak, seperti untuk ujian IELTS, translate dokumen, les bahasa, mengirim dokumen, dan banyak lagi.