Gen Z dan Milenial Lebih Mengutamakan Work-Life Balance daripada Finansial, Apa Alasannya?

freepik-young-beautiful-businesswomen-glasses-smiling-throwing-up-papers

Like

Apabila Anda masuk kategori Gen Z atau Gen Milenial,  pastinya Anda dapat lebih relate terhadap pembahasan ini.
Total jumlah penduduk usia kerja bulan Pebruari 2024, 142,18 juta orang. Sementara proporsi Gen Z yang bekerja sebanyak 34,74?ri total pekerja produktif,  milenial 25,87%. Artinya kedua generasi itu cukup besar jumlahnya dalam dunia ketenagakerjaan.

Namun, dalam dunia kerja modern, pergeseran prioritas di kalangan generasi muda semakin terlihat jelas. Milenial (lahir antara 1981-1996) dan Gen Z (lahir setelah 1997) menunjukkan preferensi yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, terutama dalam hal work-life balance dibandingkan dengan finansial.

Jumlah Pekerja dari Masing-Masing Generasi

Di Indonesia, data menunjukkan bahwa Milenial dan Gen Z membentuk sebagian besar angkatan kerja. Menurut laporan BPS terbaru, sekitar 60% pekerja di Indonesia berasal dari generasi Milenial, sementara Gen Z menyumbang sekitar 20?ri total tenaga kerja. Meskipun jumlahnya signifikan, kedua generasi ini memiliki pandangan yang unik terhadap dunia kerja.

Sudut Pandang Pemberi Kerja dan Pekerja


Pemberi kerja seringkali masih memprioritaskan produktivitas dan kinerja sebagai tolok ukur utama. Namun, banyak perusahaan mulai menyadari bahwa untuk menarik dan mempertahankan talenta muda, mereka harus menyesuaikan kebijakan mereka. Di sisi lain, pekerja dari generasi Milenial dan Gen Z menganggap work-life balance sebagai prioritas utama. Mereka cenderung lebih memilih fleksibilitas waktu dan kesempatan untuk bekerja dari rumah daripada hanya mengejar peningkatan gaji.

Kekhawatiran Finansial dan Work-Life Balance

Kendati Gen Z sering disebut sebagai generasi yang paling khawatir tentang finansial, mereka tetap mengutamakan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun mereka prihatin dengan stabilitas finansial, faktor seperti fleksibilitas waktu dan kesempatan untuk memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga dan teman adalah nilai yang sangat berharga bagi mereka. Sebagai contoh, survei terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 60% pekerja Gen Z lebih memilih pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas dan keseimbangan hidup yang baik daripada kenaikan gaji.

Preferensi Terhadap Kerja Hibrid

Terutama sejak pandemi COVID-19, mayoritas Milenial dan Gen Z menunjukkan preferensi kuat terhadap kerja hibrid—kombinasi antara kerja di kantor dan kerja dari rumah. Studi menunjukkan bahwa sekitar 70?ri kedua generasi ini merasa lebih produktif dan puas dengan model kerja hibrid, karena memberikan mereka fleksibilitas untuk mengatur waktu dan lingkungan kerja mereka sendiri.

Dalam kesimpulannya, meskipun kekhawatiran finansial tetap menjadi faktor penting, baik Milenial maupun Gen Z lebih memilih pekerjaan yang memungkinkan mereka menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Dengan meningkatnya minat pada fleksibilitas dan model kerja hibrid, perusahaan perlu menyesuaikan pendekatan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi generasi muda ini.