5 Bahasa Cinta Orang Tua ke Anak, Ini Tandanya!

Pentingnya mengungkapkan perasaan kepada anak agar mereka merasa dicintai. Sumber gambar freepik.com

Like

Be-emers, perseteruan antara ibu dan anak, Nikita Mirzani dan loly semakin ramai diperbincangkan dan diperdebatkan.

Banyak yang kemudian pro dan kontra dengan kedua belah pihak, berdasarkan sudut pandang masing-masing.

Namun, terlepas dari mana benar dan salah, kita tidak dapat menghakimi karena masing-masing pihak mempunyai hak berpendapat.
 
Tidak bisa membenarkan atau menyalahkan, kebanyakan orang berpendapat berdasarkan pengalaman yang pernah dirasakan atau dialami. Inner child berpengaruh besar terhadap pola pikir seseorang yang biasanya terbawa hingga dewasa.

Maka dari itu sebagai orang tua yang berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita harus senantiasa belajar dan belajar menjadi orang tua yang baik agar bisa mendidik anak-anak dengan baik juga. 
 
Be-emers, tentu kenal dengan artis cantik Nikita Willy, bukan? Setelah menikah dan mempunyai anak, artis cantik ini menyita banyak perhatian publik.

Bukan karena kepiawaiannya di dunia akting tetapi karena parenting anak pertamanya Issak yang dinilai berbeda dari kebanyakan orang di Indonesia kebanyakan.


Alih-alih ikut berseteru tentang Nikita Mirzani dan loly, lebih baik kita belajar parenting tentang bahasa cinta yang juga diperkenalkan Nikita Willy kepada putranya sebelum mencapai usia lima tahun.
 
Be-emers, setiap orang tua tua tentu mencintai anak-anaknya. Namun, terkadang ungkapan rasa cinta tersebut justru tidak dipahami anak sebagai rasa cinta.

Padahal salah satu kunci utama dalam membangun hubungan yang erat dan harmonis antara orang tua dan anak adalah bagaimana membuat anak merasa dicintai. 
 
Seperti halnya orang tua yang berbeda-beda dalam mengungkapkan rasa cinta, demikian juga dengan setiap anak yang memiliki cara berbeda dalam merasakan kasih sayang.

Gary Chapman, dalam bukunya The 5 Love Languages, memperkenalkan konsep lima bahasa cinta yang bisa menjadi panduan bagi orang tua untuk mengungkapkan rasa cinta dan anak menerimanya sehingga ia merasa dicintai.
 

5 Bahasa Cinta Orang Tua

Berikut adalah lima bahasa cinta tersebut dan bagaimana orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari:
 

1. Words of Affirmation (Kata-Kata Afirmasi)

Terkadang kita memahami bahwa cinta tak perlu diucapkan, cukup diungkapkan dengan perbuatan. Namun, sebenarnya ungkapan cinta melalui kata-kata afirmasi dibutuhkan agar anak merasa dihargai dan dicintai. Hal tersebut bisa diungkapkan melalui pujian dan kata-kata positif. Seperti kata “I love you," atau "Kamu luar biasa” dan lain sebagainya.

Meskipun kalimat-kalimat itu terdengar sederhana tetapi bisa memberikan dampak besar pada kepercayaan diri anak. 
 
Ketika anak-anak berhasil dalam melakukan sesuatu hal, kita bisa memberikan pujian tulus. Sesuatu yang keluar dari hati akan sampai pada hati.

Demikian juga sebaliknya, ketika anak sedang merasa sedih atau gagal, kita bisa memberikan kata-kata penyemangat dan membangun, alih-alih memberikan kritikan dengan kalimat-kalimat negatif. Karena, kata-kata negatif tersebut akan menjadi pisau yang melukai hatinya. 
 

 

2. Quality Time (Waktu Bersama yang Berkualitas)

Waktu bersama yang berkualitas tidak hanya sekedar duduk bersebelahan, tetapi benar-benar terlibat dalam aktivitas bersama tanpa gangguan, seperti bermain bersama atau bercerita sebelum tidur.
 
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjadwalkan waktu khusus setiap hari untuk menghabiskan waktu bersama anak.

Misalnya bermain di taman atau membaca buku bersama. Sebisa mungkin, singkirkan ponsel atau hal lain yang menyita perhatian saat berinteraksi dengan anak. Sehingga quality time benar-benar v terwujud. 
 
Dengarkan anak dengan penuh perhatian ketika mereka berbicara tentang perasaan atau pengalaman mereka. Hal tersebut akan sangat berarti bagi mereka dan momen-momen tersebut merupakan kenangan indah yang akan diingat selamanya.