Yuk Lakukan 3 Hal Ini Sebelum Checkout Belanjaanmu!

Checkout berbagai hal bisa sangat mudah dilakukan (sumber gambar: medium.com)

Like

Pada situasi pandemi covid yang mengutamakan physical distancing, belanja online menjadi salah satu alternatif yang digunakan orang-orang dalam berbelanja online.

Dalam Bisnis.com, diutarakan bahwa salah seorang pengajar di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya, Efendi Haslim Hong mengutarakan bahwa, salah satu trend di kala pandemi adalah dengan peralihan pembelian barang di toko low contact atau toko online untuk menghindari kontak fisik, sehingga berbagai kebutuhan saat ini sudah dapat diperoleh di toko online.

Tapi eits! Meskipun mempermudah, belanja online bisa pula menjadi ‘racun’ buat kita. Karena kemudahannya untuk melihat beraneka jenis produk dan promosi yang ditawarkan seperti gratis ongkos kirim atau diskon dengan minimal pembelian tertentu, hal ini pula yang tidak jarang membuat kita ‘kalap’ dalam checkout atau membayar belanjaan kita.

Belum lagi kalau kita punya waktu yang lebih banyak selama masa karantina, kemungkinan ‘kalap’ pun semakin besar karena waktu kita untuk melihat-lihat semakin banyak. Kebiasaan ‘kalap’ ini pun tentu akan mempengaruhi jumlah uang yang bisa kita tabung.

Semakin boros, jelas semakin sedikit yang kita tabung, bahkan mungkin tidak ada yang bisa kita tabung, kan gawat! Jadi, untuk mencegah ‘kalap’ lagi, perlu banget melakukan 3 hal berikut ini sebelum kamu checkout:
 

Beri jeda 15 detik sebelum checkout.

Seorang professor neuroscience di University of Southern California, Antonio Damasio mengungkapkan bahwa hampir seluruh keputusan berbelanja dipengaruhi oleh emosi seseorang. Dan faktanya, kita akan sulit untuk mengambil keputusan yang rasional atau logis apabila kita terlalu emosional.


Selain itu, menurut Mark Manson dalam bukunya Everything is F*cked, emosi jugalah yang kemudian mengarahkan kita pada suatu perilaku. 

Artinya, ketika kita terlalu excited atau senang, kemungkinan kita belanja pun akan semakin besar (apalagi jika kita memang doyan belanja hehehe..) dannn..belum tentu apa yang kita belanjakan ketika kita terlalu emosional seperti terlalu excited pada promo yang ditawarkan, adalah hal-hal yang secara logis kita butuhkan dan berpotensi membuatmu ‘kalap’. 

Karena itu, perlu memberi jeda paling tidak 15 detik untuk menetralkan emosimu untuk bisa membuat pertimbangan yang lebih logis.


Tarik nafas dalam-dalam.

Teknik ini sudah banyak banget dipakai dalam bidang psikologi untuk mengelola stres dan menenangkan tubuh. Dengan tubuh yang tenang, jelas dong, pikiranmu akan lebih jernih, terutama dalam hal mempertimbangkan barang yang hendak kamu beli, apakah itu penting atau tidak.

Menurut Bradley T. Erford dalam bukunya mengenai 40 Techniques Every Counselor Should Know, teknik ini dapat dilakukan dengan cukup menarik nafas dalam-dalam selama 3 detik, lalu menghembuskannya selama 6 detik. Kamu bisa melakukan hal ini sebanyak 3 kali hingga kamu tenang.


Tanya diri sendiri mengenai kebutuhan membeli

Setelah pikiranmu lebih jernih, mulai deh kamu tanyakan pada diri sendiri beberapa pertanyaan ini Dampak positif dan negatif apa saja yang kamu bakal dapatkan ketika membeli barang tersebut seperti tabunganmu bulan ini harus berkurang, kamu harus berhemat untuk makan, pekerjaanmu menjadi lebih mudah, ke depannya jelas kamu menggunakan barang tersebut, atau bagaimana?

Apakah kamu benar-benar tidak memiliki barang substitusi lainnya untuk mengganti kegunaan barang tersebut? Jika memang barang tersebut lebih banyak memberikan dampak negatif seperti rasa menyesal dan kamu sendiri memiliki barang substitusi lainnya, tampaknya kamu harus mempertimbangkan untuk menunda pembelian barang tersebut sekalipun barang tersebut memiliki harga yang menarik.

Apabila kamu telah mengikuti tiga langkah tersebut dan kamu masih ingin checkout belanjaanmu, tidak masalah. Artinya, kamu juga telah mempertimbangkan hal-hal dalam melakukan checkout. Ingat, pertimbangan belanja yang kamu lakukan hari ini mempengaruhi keuanganmu ke depannya.

Dengan kamu semakin bijak untuk mengonsumsi suatu barang, uang yang kamu miliki pun dapat dialokasikan dengan lebih bijak, seperti menabung dan berinvestasi.