Ancaman Trump Naikan Tarif Impor, Bagaimana Sikap Indonesia?

Indonesia merdeka menentukan pilihan meskipun ada ancaman. Sumber gambar: Adobe Express

Like
Be-emers presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengemukakan pernyataan yang membuat negara-negara lain berpikir sebelum memutuskan untuk terlibat.

Presiden AS terpilih tersebut mengumumkan bahwa akan menaikan tarif 100% jika negara BRICS membuat mata uang sendiri.
 
 

BRICS Dilema Mata Uang Sendiri atau Ketergantungan Dolar AS?

Negara BRICS sendiri merupakan gabungan dari negara Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Meski demikian, di tahun 2024 ini sudah ada 10 negara yang bergabung.

Gabungan negara ini ditujukan untuk kerja sama di tiga pilar utama yaitu keamanan dan politik, ekonomi dan keuangan, budaya dan masyarakat. 
 
Indonesia sendiri, berdasarkan pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, juga tertarik untuk bergabung dengan Negara BRICS, yang merupakan salah satu usaha untuk menerapkan politik luar negeri bebas aktif.

Baca Juga: Ancaman Trump BRICS, Bagaimana Dampaknya untuk Indonesia?
 
Meski demikian, perkembangan terakhir negara-negara BRICS ini akan membuat mata uang bersama yang akan digunakan sebagai alat pembayaran internasional.
 
Adanya mata uang bersama ini membuat AS yang memiliki mata uang dolar, yang sudah digunakan sebagai mata uang bersama, dinyatakan oleh presiden Trump, tidak mau menerima mata uang bersama yang digagas oleh Negara BRICS tersebut.

Bentuk penolakan ini bahkan disertai ancaman akan menaikan tarif impor hingga 100 persen dari negara-negara yang tergabung dengan negara BRICS tersebut.