Peran Individu sebagai Warga Masyarakat dalam Mewujudkan Swasembada Pangan

Peran Individu Sebagai Warga Masyarakat Dalam Mewujudkan Swasembada Pangan. Sumber gambar freepik.com

Like
Be-emers, tentunya tidak asing bukan dengan tempe, makanan khas Indonesia yang berbahan dasar kacang kedelai. Namun, tahukah dari mana asal kedelai yang digunakan sebagai bahan dasar tempe tersebut?
 
Saat membeli tempe yang kebetulan penjualnya adalah pengrajin tempe itu sendiri, saya iseng-iseng bertanya. Kedelai jenis apa yang digunakan untuk membuat tempe? Pengrajin sekaligus penjual tempe tersebut menjawab singkat 'kedelai impor.'
 
Tanpa memberikan pertanyaan spesifik, ternyata ia menjawab sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Memang sudah menjadi rahasia umum, jika kedelai impor menghasilkan kualitas tempe seperti yang diharapkan pengrajin. Hasil tempe lebih banyak jika dibandingkan dengan menggunakan kedelai lokal. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa mereka lebih memilih untuk menggunakan kedelai impor.
 
Hal tersebut juga ternyata dilakukan oleh penjual bubur kacang ijo, pengrajin tahu dan tidak menutup kemungkinan hal tersebut juga dilakukan oleh pengrajin atau pelaku usaha di bidang lainnya. 
 
Ironis, bukan? Ternyata, tempe sebagai makanan khas yang merupakan kegemaran masyarakat justru berbahan dasar produk impor.
 
Mengetahui kenyataan tersebut, bagaimana solusinya supaya ketergantungan ini berkurang dan kita sebagai warga masyarakat dapat berperan aktif dalam merealisasikan swasembada pangan Indonesia?

Baca Juga: Tantangan Regenerasi dalam Peringatan Hari Tani
 
 

Pengertian Swasembada Pangan dan Mengapa Penting

Swasembada pangan adalah suatu kondisi di mana negara telah memenuhi seluruh kebutuhan pangan masyarakat dengan kemampuan sendiri tanpa bergantung pada negara lain atau impor.

Nah, swasembada pangan ini juga merupakan target strategis pemerintah Indonesia untuk memperkuat ketahanan nasional.
 
Kenapa kemandirian pangan ini penting? Sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi yang harus diperoleh warga negara Indonesia.
 
Berbicara soal ketahanan pangan, bukan hanya tentang membuat perut kenyang. Akan tetapi mengenai bagaimana Indonesia mampu memenuhi seluruh kebutuhan pangan masyarakat sebagai cerminan atas tercapainya kedaulatan sejati. Sebab kedaulatan tercapai jika suatu negara secara mandiri dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya tanpa tekanan kepentingan dari pihak manapun.
 

Kendala Swasembada Pangan Indonesia 

Negara kita, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Bahkan kita juga memiliki sejarah panjang sebagai negara agraris. Yaitu negara yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. 

Namun, seiring waktu jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian semakin menurun dan demikan juga dengan lahan pertaniannya.
 
Generasi muda tampaknya semakin enggan terjun ke dunia pertanian. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah keengganan mengikuti jejak orang tua mereka sebagai petani. Karena menilai bahwa sektor pertanian kurang menjanjikan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup.
 
Di samping itu, infrastruktur juga belum memadai, sehingga petani mengalami kesulitan dalam mendistribusikan hasil panennya. Terutama dari desa-desa ke kota besar.
 
Bukan hanya itu, petani Indonesia seringkali berhenti pada proses panen. Padahal, pengolahan hasil panen inilah yang lebih banyak menghasilkan. Seperti padi yang menjadi beras-beras kemasan yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan gabah.
 
Belum lagi petani Indonesia harus bersaing dengan petani luar negeri yang mendistribusikan hasil pertaniannya melalui impor. Di mana produk impor tersebut cenderung lebih baik secara kualitas dan kuantitas. Karena adanya dukungan teknologi pertanian yang memadai. Contohnya, kedelai impor yang banyak mensuplai pengrajin tempe.
 
Hal tersebut semakin menunjukkan betapa beratnya perjuangan mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.

Baca Juga: Perjalanan Swasembada Pangan, Tantangan dan Solusi Konkrit untuk Mencapainya!
 
 

Peran Individu sebagai Warga Masyarakat dalam Mewujudkan Swasembada Pangan

Dari cerita tentang tempe kita mengetahui bagaimana ketergantungan kita terhadap produk impor. Seperti kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe. Namun, kita juga tidak bisa serta-merta mengalihkan pelaku usaha untuk berpindah menggunakan produk lokal. Karena produk lokal kita belum memenuhi standar kualitas produk impor.
 
Melihat situasi ini, kita bisa memahami bahwa mewujudkan swasembada pangan bukan hanya tanggungjawab pemerintah atau petani saja. Akan tetapi dibutuhkan adanya kerjasama antara pemerintah, petani, pelaku usaha dan seluruh lapisan masyarakat lainnya. 
 
Sebagai warga masyarakat, kita dapat berperan aktif dalam upaya mewujudkan dan merealisasikan swasembada pangan. Hal yang dapat dilakukan antara lain:
 

1. Mendukung dan Mengkonsumsi Produk Lokal

Dalam mendukung produk lokal kita bisa memulai dari diri kita sendiri. Baik itu sebagai produsen ataupun konsumen.
 
Sebagai contoh nyata, kita harus bijak dalam berbelanja. Yaitu dengan memprioritaskan produk lokal untuk digunakan serta menciptakan keseimbangan permintaan terhadap produk pertanian lokal seperti sayur-sayuran, dan lain-lain.