P2P - Canva
Likes
Teknologi memang memudahkan kita dalam melakukan banyak kegiatan, termasuk dalam hal transaksi. Kehadiran financial technology (fintech) Peer-to-peer (P2P) Lending jadi salah satu yang mendominasi nih di dalam negeri.
Dilansir dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan fintech P2P Lending semakin berkembang pesat dan mudah diakses sama masyarakat. Dari data OJK, hingga Februari 2020, jumlah penyelenggara fintech yang terdaftar dan berizin yakni sebanyak 161 perusahaan.
Hadirnya P2P Lending juga jadi angin segar buat UMKM yang membutuhkan modal dan mengembangkan bisnisnya. Enggak hanya itu, P2P Lending juga menjadi sumber cuan alternatif bagi para investor.
Berdasarkan Peraturan OJK, fintech P2P Lending merupakan sebuah layanan pinjam-meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara lender (pemberi pinjaman) dan borrower (penerima pinjaman) dengan berbasis teknologi informasi.
Baca Juga: Mau Dapat Passive Income Optimal dari P2P Lending? Ini Tipsnya
Manfaat dan Perkembangan Investasi di P2P Lending
Platform P2P Lending memudahkan pinjaman dari lender dan borrower secara langsung dengan return lebih tinggi. Sementara itu, para borrower juga bisa mengajukan kredit secara langsung kepada lender dengan syarat yang lebih mudah dan proses yang cepat.Nah, di satu sisi, manfaat menjadi lender di platform P2P Lending memang dinilai lebih besar dari sekedar memberikan keuntungan materi.
Dikutip dari Bisnis, menurut Juru Bicara Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Andi Taufan Garuda Putra, lender retail P2P itu biasanya karena ada dua hal:
- Ingin menjadi empower sektor riil atau UMKM, atau punya niat bahwa uangnya itu mau langsung turun ke masyarakat
- Hal teknis, kayak lebih mudah, cuan yang bisa diprediksi, enggak fluktuatif, dan risiko yang bisa terukur.
Investasi P2P Lending makin diminati. Buktinya, hingga akhir 2020, OJK menyebutkan jumlah lender P2P Lending naik 18,32 persen (year-on-year).
Terlebih, jumlah lender ritel mendominasi hingga 99,13 persen! Segmen usia yang mendominasi 66,38 persen dari lender ritel yakni berkisar dari umur 19-34 tahun lho!
Di satu sisi, transaksi para lender juga diketahui meningkat hingga 126,1 persen (year-on-year), yakni mencapai 136,6 juta akun. Nilai transaksinya pun mencapai Rp155,9 triliun hingga Desember 2020.
Wah, kamu salah satu yang ikutan investasi lewat P2P Lending enggak nih, Be-emers?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.