Mau Dapat Passive Income Optimal dari P2P Lending? Ini Tipsnya

Finance - Canva

Finance - Canva

Like

Tahu enggak sih? Ternyata cuma mengandalkan gaji atau upah aja enggak cukup lho!

Tenang, ini bukan berarti kamu jadi boros. Namun, dibanding hanya punya satu sumber penghasilan, lebih baik punya tambahan penghasilan bukan?

Buat kamu yang punya keterbatasan waktu, kamu tetap bisa kok mendapatkan pendapatan tambahan. Hal itu dikenal dengan passive income atau pendapatan pasif, yang mana merupakan pendapatan yang bisa kamu raih tanpa perlu berperan aktif di dalamnya.

Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan berinvestasi. Nah, selain di instrumen seperti saham hingga obligasi, kamu juga bisa mendapatkan passive income dengan berinvestasi di platform fintech P2P (peer to peer) lending nih, Be-emers.

Buat kamu yang belum tahu, dilansir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), P2P lending merupakan layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi. Jadi, kamu bisa jadi investor langsung melalui teknologi yang disediakan oleh platform fintech tersebut.


Menurut Founder dan CEO Finansialku.com Melvin Mumpuni, dikutip dari laman Bisnis, dengan imbal hasil yang diterima per bulan, tentunya fintech lending potensial dan sangat mungkin mengakomodasi investor untuk mendapatkan passive income.

Nah sebelum kamu terjun lebih dalam ke P2P lending, ada sejumlah tips penting nih untuk kamu cermati:

Baca Juga: Berminat Investasi P2P Lending? Ini Tips Aman untuk Kamu!
 

Pilih Platform Fintech yang Kredibel

Menurut Melvin, kunci pertama adalah kamu harus pilih platform fintech yang sudah berizin atau terdaftar di OJK.

Selain itu, pastikan platform tersebut bisa mengelola risiko lender dengan lebih aman. Misalnya, yang punya underlying emas atau asuransi kredit.

Sehingga, seandainya terjadi gagal bayar dari peminjam dana (borrower), modal lender enggak bakal 100 persen hilang deh. Jangan lupa juga untuk cari platform yang  punya TKB90 (tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari) di atas 90 persen.
 

Sesuaikan Periode Investasi dengan Pilih Borrower Potensial

Selanjutnya, kamu harus menyesuaikan pilihan periode investasi dengan tujuan keuangan dengan memilih borrower yang potensial.

Misalnya nih, kamu bisa pilih P2P lending dengan periode investasi pendek, kurang dari 1 tahun dengan bunga yang enggak terlalu tinggi tapi jauh lebih aman. Hal ini penting untuk dipahami karena pengelolaan risiko merupakan hal yang krusial dalam berinvestasi di P2P lending, Be-emers.

Lebih lanjut, kalau kamu sudah menemukan segmen borrower yang cocok, maka kamu sebagai investor bisa terus top up secara konsisten dari bujet investasi bulanan pendapatan. Hal itu sama kayak menabung atau investasi dalam instrumen lain.
 

Harus Sabar Menunggu Hasil dari Siklus Perputaran

P2P lending memang membuat kamu jadi lebih simple. Soalnya, kamu enggak perlu terus-menerus melakukan pemantauan untuk mencari peluang seperti halnya di instrumen saham.

Meski begitu, kamu harus sabar dalam menunggu hasilnya berputar satu hingga tiga kali siklus perputaran. Dengan kata lain, investasi ini jangan semata-mata hanya dijadikan pendapatan pasif.

Kamu pun bisa memasukkan kembali menjadi modal sehingga uang kamu terus berputar dan jadi cuan! Makanya, kamu juga perlu untuk menentukan tujuan ketika berinvestasi. 

Khususnya di P2P lending, menurut Melvin, kalau belum terlalu membutuhkan passive income tersebut, sabar saja ya! Lebih baik putar terus demi tercapainya tujuan keuangan lewat platform fintech P2P lending.

Baca Juga: Mau Kredit Usaha Lewat P2P Lending? Ini yang Perlu Diperhatikan