Chairul Tanjung Beli Bank Harda (BBHI) sampai Borong Saham Garuda Indonesia (GIAA)!

Chairul Tanjung bersama sang anak, Putri Tanjung - Image: Instagram Putri Tanjung

Like

PT Bank Harda Indonesia Tbk. (BBHI) berganti nama menjadi PT Bank Allo Indonesia. Bank Harda mendapat restu untuk rencana penerbitan saham baru melalui mekanisme Rights Issue dan perseroan juga merombak direksinya serta mengganti nama dan logo perusahaan.

Pergantian nama dan logo perusahaan tersebut tertuang dalam risalah Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 7 Mei 2021. Seperti diketahui CT Corpora melalui PT Mega Corpora, perusahaan milik Chairul Tanjung, menggelontorkan dana senilai Rp 460,7 miliar untuk mengambil alih bank berkode saham BBHI itu pada Maret lalu.

Menurut laporan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Mega Corpora memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 Maret 2021 untuk membeli 73,71 persen saham Bank Harda. Keputusan tersebut sekaligus membuat Mega Corpora menjadi pengendali perusahaan dengan kepemilikan 3,08 miliar saham.

Rapat juga menyetujui laba bersih perseroan untuk tahun buku Desember 2020, rencana aksi keuangan selanjutnya, hingga penetapan gaji direksi dan komisaris. Dalam kesempatan ini, karena perusahaan masih mengalami kerugian maka laba tahun 2020 sebesar Rp37,01 miliar akan digunakan memperkuat permodalan sebagai laba ditahan.

Selain itu, Chairul Tanjung menambah kepemilikan saham di emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) senilai Rp 317,23 miliar melalui PT Trans Airways. Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan GIAA kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Trans Airways mengambil alih kepemilikan saham Garuda yang dimiliki oleh Finegold Resources sebanyak 635.739.990 saham dengan harga pelaksanaan Rp 499 per saham. Transaksi pembelian terjadi pada 6 Mei 2021.


Dari CNBC, Dengan pembelian saham tersebut, porsi kepemilikan saham Garuda yang dimiliki Trans Airways meningkat menjadi 7.316.798.262 saham atau setara 28,26 persen dari sebelumnya 6.681.058.272 saham atau setara 25,81 persen.

Setelah transaksi ini, komposisi pemegang saham Garuda Indonesia sebesar 60,54 persen digenggam oleh pemerintah, Trans Airways tercatat sebesar 28,26 persen, dan pemegang saham publik 11,2 persen.