Setelah Ekspansi, Berbagai Faktor Tekan Kinerja Bisnis Alibaba Cloud

Alibaba Cloud Hadapi Tekanan Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Di zaman yang sudah sangat canggih kayak sekarang, teknologi komputasi awan (cloud-computing) jadi hal yang cukup penting lho. Namun, tekanan demi tekanan justru harus dihadapi oleh lini bisnis cloud-computing milik Alibaba nih, Be-emers.

Bahkan, dilansir dari The Wall Street Journal, tekanan itu memuncak setelah divisi cloud-computing Alibaba bertahun-tahun melakukan ekspansi yang sangat besar. Disebutkan bahwa, faktor yang membayangi tekanan kinerja yakni adanya persaingan industri yang semakin ketat.

Namun, lebih dari itu, masalah politik dan kontrak pemerintah di dalam negeri juga merusak kemampuan sejumlah perusahaan China untuk memenangkan bisnis di luar negeri, termasuk yang dialami Alibaba Cloud.

Perlu kamu ketahui nih, saat ini, industri komputasi awan China adalah industri yang dibatasi. Soalnya, regulator mewajibkan penyedia cloud luar negeri untuk membentuk usaha patungan untuk beroperasi di negara tersebut.

Memang sih, hal itu bisa sedikit membantu Alibaba tumbuh, tetapi perusahaan menghadapi rintangan baru ketika pemerintah China menindak raksasa e-commerce itu. Seperti yang diketahui, pemerintah China berhasil mendenda Alibaba sebanyak US$2,8 miliar akibat melakukan anti-trust atau menyalahgunakan posisi dominannya di pasar e-commerce China.


Padahal, dikabarkan bahwa para investor Alibaba telah mengandalkan komputasi awan untuk mendorong pertumbuhan yang signifikan. Soalnya, di satu sisi, persaingan dalam bisnis e-commerce utama Alibaba juga semakin memanas.

Meskipun, dalam beberapa bulan terakhir, bisnis unit cloud telah berpisah dengan pelanggan utamanya. Hal itu terjadi seiring dengan Alibaba Cloud yang mulai menerima sikap dingin dari beberapa klien pemerintah China dan telah merombak struktur organisasinya.

Baca Juga: Didenda US$2,8 Miliar, Alibaba Dikabarkan Langgar Hukum Anti-Monopoli
 

Kinerja Alibaba Cloud

Pekan lalu, dikutip The Wall Street Journal, Alibaba Group Holding Ltd. melaporkan pendapatan komputasi awan tumbuh 37 persen pada kuartal pertama tahun 2021 lho!

Bisnis cloud-computing Alibaba dilaporkan telah menghasilkan US$2,6 miliar dalam penjualannya hingga Maret 2021. Sedangkan penjualan bisnis perdagangan inti Alibaba tercatat sebesar US$24,6 miliar.

Meski begitu, pertumbuhan tersebut merupakan yang paling lambat sejak go public di Bursa Efek New York pada tahun 2014 nih. Alibaba bahkan menyatakan, perlambatan itu karena hilangnya bisnis internasional klien internet utama China.

 

Cloud Computing Illustration Web Bisnis Muda - Canva



Misalnya ByteDance Ltd., yang notabene merupakan induk dari platform TikTok, telah mengakhiri kesepakatan untuk menyimpan data internasionalnya di Alibaba Cloud. Dari sejumlah sumber, ByteDance diketahui membeli server dari Alibaba saat mengakhiri kerjasama tersebut.

Alhasil, langkah itu dinilai mencerminkan keinginan ByteDance yang berbasis di Beijing untuk menangani kebutuhan komputasi awannya sendiri yang berkembang pesat. Soalnya, di satu sisi, ByteDance juga harus menghadapi tekanan dari pemerintah AS terkait penggunaan layanan komputer untuk menyimpan data orang Amerika.

ByteDance memang sedang membangun kemampuan komputasi awan internal untuk menghosting layanannya secara global. Operasi perusahaan rintisan teknologi paling berharga di dunia tersebut juga telah mencakup aplikasi pengumpul berita populer Jinri Toutiao, yang notabene adalah pelanggan Alibaba Cloud.

Hal itu pun bakal jadi pukulan buat Alibaba Cloud, yang mana telah menghasilkan miliaran dolar ke dalam bisnisnya. Padahal, Alibaba merupakan perusahaan teknologi asal China pertama yang terjun ke industri komputasi awan.

Alibaba Cloud, menurut riset Canalys, memang telah menjadi penyedia layanan infrastruktur awan terbesar di Cina dan terbesar keempat di dunia setelah Amazon Web Services, Microsoft Azure dan Google Cloud.

Sayangnya, Huawei Technologies Co. telah mengurangi pangsa pasar Alibaba Cloud di dalam negeri. Bahkan, dengan Huawei yang menggandakan pangsa pasarnya, pangsa Alibaba turun menjadi 41 persen selama periode yang sama.

Adapun, The Wall Street Journal juga melaporkan, Alibaba Cloud mengubah struktur organisasinya untuk menambahkan lebih banyak manajer geografis. Hal itu tujuannya untuk memberi tim lokal di seluruh China lebih banyak kekuatan dan akuntabilitas guna meningkatkan penjualan dan mempertahankan pelanggan.

Baca Juga: Pemerintah China Tekan Alibaba Lepas Kepemilikan Media, Kenapa Ya?