Bitcoin Akan Jadi Alat Pembayaran yang Sah di El Salvador!

El Salvador Flag Web Bisnis Muda - Canva

Like

Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan bahwa El Salvador akan segera menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.

Bukele berencana untuk mengirimkan RUU tersebut ke kongres yang nantinya akan membuat Bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah. Dalam jangka pendek, hal ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan membantu memberikan inklusi keuangan kepada ribuan masyarakat di luar ekonomi formal.

Pemerintah bermitra dengan aplikasi pembayaran digital Strike untuk menuntaskan logistik dan membangun infrastruktur keuangan yang diperlukan untuk mendukung teknologi Bitcoin.

Menurut founder dan CEO dari Strike, Jack Mallers, aplikasi berbasis blockchain memfasilitasi transaksi global melalui jaringan kilat bitcoin. Jaringan tersebut membentuk protokol pembayaran yang mempercepat transaksi bitcoin dengan memindahkannya dari blockchain, yang juga menurunkan biaya terkait.

Mallers menyebutkan bahwa Bitcoin adalah aset cadangan terbesar yang pernah dibuat dan merupakan jaringan moneter yang unggul. Memiliki Bitcoin juga dianggap menyediakan cara untuk melindungi ekonomi berkembang dari potensi guncangan inflasi mata uang fiat.


Dalam serangkaian tweet di akun resminya, Bukele mengutarakan bahwa Bitcoin dapat memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi El Salvador, yang sebagian besar didasarkan pada uang tunai dan pengiriman uang, atau uang yang dikirim pulang dari migran ke luar negeri.

Sekitar 70 persen populasi El Salvador tidak memiliki rekening bank. Bukele percaya bahwa mengadopsi Bitcoin sebagai alat bayar yang sah akan meningkatkan inklusi keuangan. Ia mencatat bahwa cryptocurrency dapat memfasilitasi transfer yang lebih cepat untuk miliaran dolar dalam pengiriman uang yang mengalir ke dalam negeri tiap tahunnya, yang juga menghindari biaya dari layanan perantara.

Menurut Associated Press, remitansi menyumbang 23 persen dari produk domestik bruto negara dan mencapai rekor tertinggi hampir USD 6 miliar atau setara dengan Rp 85 triliun untuk tahun 2020.

Tweet dari akun @nayibbukele milik Presiden El Salvador menyebutkan bahwa jika menggunakan Bitcoin, jumlah yang diterima oleh lebih dari satu juta keluarga berpenghasilan rendah akan meningkat setara dengan miliaran dolar tiap tahun, dan akan meningkatkan kehidupan dan masa depan banyak orang.

Namun, baik Bukele maupun Mallers tidak membahas potensi dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh RUU ini. Penambangan cryptocurrency telah mendapat sorotan yang meningkat karena jejak karbonnya yang besar.

Menurut analisis Digiconomist, diperkirakan sekitar 59 megaton karbon dioksida per tahunnya dihasilkan dari penambangan kripto, dan membuatnya setara dengan seluruh gas emisi Maroko.

Pemerintah New York telah bergerak untuk melarang praktik tersebut sambil menunggu studi lebih lanjut tentang dampaknya terhadap iklim dan lingkungan setempat. Bahkan, pemerintah Iran telah memberlakukan larangan mata uang kripto bulan lalu setelah pemadaman listrik yang meluas di Teheran dan kota-kota besar lainnya.

Baca Juga: Bitcoin Terjun, Begini Respon Para Crypto Influencers