Perbedaan Istilah Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn dalam Dunia Startup

Perbedaan Istilah Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn dalam Dunia Startup Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Keberadaan perusahaan startup di Indonesia kian marak dan berkembang pesat. Startup sendiri merupakan perusahaan rintisan baru dan dalam masa R&D atau research and development untuk menemukan pasarnya yang tepat.

Biasanya, perusahaan rintisan ini berbasis teknologi, Be-emers. Dengan banyaknya jumlah startup di Indonesia, tak jarang juga kita mendengar istilah-istilah yang sering disebutkan dalam dunia startup.

Beberapa istilah yang sering ditemui saat berbicara tentang startup adalah unicorn, decacorn, hingga hectocorn. Lalu, apa sih perbedaan ketiga istilah tersebut?
 

Perbedaan Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn

Pembeda ketiga istilah tersebut terhadap perusahaan startup adalah nilai valuasi perusahaannya, yang terdiri dari beberapa level, yaitu:
 

Unicorn

Kalau mendengar kata unicorn, pasti langsung terpikir kuda putih dengan tanduk di kepalanya. Yup, istilah unicorn dalam startup ini memang terinspirasi dari makhluk mitologi tersebut.

Istilah tersebut digunakan karena perusahaan startup yang baru merintis dan bisa mencapai nilai valuasi sebesar $1 miliar atau setara Rp 14 triliun dianggap cukup langka, bahkan mustahil, Be-emers!


Awalnya, julukan unicorn ini dipopulerkan oleh Aileen Lee, founder Cowboy Ventures yang merupakan perusahaan investasi.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa perusahaan yang sudah mencapai level unicorn ini lho, Be-emers. Perusahaan tersebut adalah Tokopedia, OVO, Traveloka, dan juga Bukalapak.
 

Decacorn

Level selanjutnya diduduki oleh istilah decacorn, nih! Decacorn merupakan gabungan 2 kata, yaitu Deka yang berarti 10 dalam bahasa Yunani, dan juga unicorn. 

Penggabungan tersebut dibuat karena decacorn merupakan perusahaan dengan valuasi sebesar 10 kali lipat dari unicorn, yaitu senilai $10 miliar, Be-emers!

Ada beberapa perusahaan di Asia yang sudah berhasil meraih level ini, seperti ByteDance, DJI Innovations, Grab, dan beberapa perusahaan lainnya.

Indonesia juga punya perusahaan yang bergelar decacorn, lho! Yup, Gojek! Menurut data dari CBInsight Real Time Unicorn Tracker, Gojek berhasil menjadi perusahaan decacorn pada tahun 2019 lalu.

Nah, diharapkan, perusahaan lain seperti Tokopedia, bisa menyusul Gojek dan sukses menjadi perusahaan decacorn di Indonesia.
 

Hectocorn

Nah, gelar bagi startup yang satu ini diperuntukkan bagi perusahaan startup yang memiliki valuasi sebesar $100 miliar, Be-emers! Tapi, walaupun sudah banyak perusahaan dengan nilai valuasi sebesar itu atau bahkan melewatinya, mereka tidak bisa memperoleh gelar tersebut.

Hal itu disebabkan perusahaannya sudah tidak lagi berada dalam tahap rintisan atau startup. Di Indonesia sendiri, belum ada perusahaan startup yang berstatus hectocorn.

Di seluruh penjuru dunia, baru ada satu perusahaan yang mendapatkan gelar hectocorn, lho. Perusahaan tersebut adalah Ant Financial, yang dulunya dikenal sebagai Alipay. Ant Financial merupakan perusahaan fintech yang berafiliasi dengan Alibaba Group.

Walaupun terdengar sulit, namun Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, optimis bahwa perusahaan startup yang ada di Indonesia bisa mencapai level unicorn hingga hectocorn, sehingga strata ekonomi digital di Indonesia pun bisa turut meningkat.

Nah, bagi Be-emers yang sedang merintis bisnis, sudah mulai mampu bersaing dengan startup lainnya belum, nih? Pokoknya semangat terus ya, Be-emers!