Suplai Bahan dari China Mandek, Industri Mainan Dalam Negeri Terpukul

Suplai Bahan dari China Mandek, Industri Mainan Dalam Negeri Terpukul Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Krisis energi yang kini tengah terjadi di negara Tiongkok atau China juga turut berdampak pada industri mainan dalam negeri lho, Be-emers.

Sutjiadi Lukas, selaku Ketua Asosiasi Mainan Indonesia (AMI), mainan yang diproduksi di dalam negeri membutuhkan beberapa sparepart yang harus diimpor karena tidak tersedia di Indonesia. Mayoritas sparepart tersebut hanya bisa diperoleh dari China.

Krisis energi di China tersebut yang juga membuat produksi supply sparepart mainan terganggu, akhirnya berdampak pada tersendatnya produksi mainan dalam negeri.

Sebanyak 40 hingga 60 persen sparepart mainan yang dibutuhkan di Indonesia masih diimpor, dan kuantitas besarnya berasal dari China.

Sutjiadi Lukas menambahkan bahwa kondisi tersebut membuat pabrik-pabrik mainan mengurangi kuantitas produksinya agar operasional perusahaan bisa diperpanjang.


Pabrik-pabrik mainan tersebut juga berupaya mengatur frekuensi impor komponen dengan mengurangi intensitasnya, contohnya seperti dari tiga bulan sekali menjadi lima bulan sekali.

Di sisi lain, saat ini utilisasi industri mainan terus mengalami perkembangan dibandingkan dengan tahun lalu. Data menyebutkan bahwa industri mainan yang sempat anjlok hingga 50 persen tahun lalu, kini meningkat sebesar 10 persen dan mengalami pemulihan bertahap.

Harapannya, kinerja industri mainan dapat terus tumbuh tahun ini hingga 10 persen. Namun, hal tersebut belum bisa dipastikan karena kondisi daya beli masyarakat yang lemah di masa pandemi yang belum benar-benar pulih.

Sutjiadi mengatakan bahwa kondisi industri akan terdampak sesuai dengan kebijakan pemerintah soal dunia usaha Tanah Air. Saat ini, kondisi pasar mainan Indonesia masih belum bergairah walaupun PPKM telah dilonggarkan.

Eko Wibowo selaku Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan Indonesia (APSMI), menyebutkan bahwa pelonggaran PPKM dapat membantu mendorong pertumbuhan industri ritel dan juga akan berdampak pada industri mainan.

Selain itu, pengusaha saat ini menghadapi masalah dan kendala dalam ekspor-impor akibat masalah logistik yang belum mereda. Ongkos kirim kapal yang relatif tinggi juga membawa harga bahan dan komponen impor turut meningkat.

Eko berharap pemerintah dapat menunda kebijakan-kebijakan yang sekiranya dapat berdampak pada perlambatan pemulihan industri, salah satunya seperti kenaikan pajak.