Kenapa Masyarakat Lebih Suka Pakai Produk Luar Negeri?

Kenapa Masyarakat Lebih Suka Pakai Produk Luar Negeri? Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Globalisasi memang membuat kita lebih mudah mengenal dan mengakses segala sesuatu tentang dunia baru, terutama dari negara-negara berbeda. Hal tersebut juga terjadi dalam aspek ekonomi dan perdagangan lho, Be-emers.

Saat ini, pasar internasional yang terbuka membuat kesempatan kerja lebih banyak yang diikuti dengan meningkatknya devisa negara. Tak bisa dipungkiri, globalisasi juga mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama konsumen masa kini.

Di tengah menjamurnya produk lokal di Indonesia, terutama di bidang fesyen dan kecantikan, sayangnya mayoritas konsumen masih lebih memilih untuk tetap membeli dan menggunakan produk dari luar negeri, Be-emers.

Ada beberapa alasan yang mendasari preferensi konsumen antara produk lokal dengan produk asing, beberapa di antaranya adalah:
 

Kualitas Produk

Banyak konsumen yang mengatakan bahwa walaupun kini ada beberapa produk lokal yang sudah memiliki kualitas yang baik, harga yang ditawarkan masih berada di angka yang cukup tinggi. Kondisi tersebut akhirnya membuat konsumen memilih produk luar dengan harga yang sedikit lebih tinggi namun memiliki kualitas yang telah terbukti dan prestige-nya sendiri.
 

Kemasan

Nggak bisa diabaikan, kemasan juga menjadi salah satu aspek daya tarik konsumen dalam membeli suatu produk, lho. Belum banyak produk lokal Indonesia yang melek akan hal ini, sedangkan produk asing lebih memperhatikan kemasan dari setiap produknya agar bisa menjadi value added bagi produk yang ditawarkan kepada konsumen.


Banyak produk lokal yang menggunakan kemasan dengan tampilan dan kualitas yang biasa agar bisa menekan biaya produksi, Be-emers. Namun, terkadang hal tersebut membuat produk lokal kurang bisa bersaing dengan produk luar negeri.
 

Inovasi Produk

Sedih untuk dinyatakan, namun banyak brand lokal kurang menggali potensi mereka untuk menciptakan inovasi yang bisa meningkatkan value dari brand mereka sendiri. Brand lokal seringkali menggunakan teknik ATM, yaitu amati, tiru, dan modifikasi dari brand luar negeri yang telah berinovasi.

Hal tersebut kadang membuat produk lokal dianggap sebelah mata dan hanya dianggap “dupe” yang berarti tiruan tanpa memiliki value added lainnya selain harga yang lebih murah.
 

Adanya Toko Fisik

Walau kita berada di era serba digital, mayoritas konsumen masih lebih menyukai belanja secara langsung atau offline ketimbang online pada produk-produk tertentu.

Keberadaan toko ritel produk lokal yang masih kalah banyak jika dibandingkan dengan produk asing membuat konsumen bertanya-tanya tentang kualitas yang sebenarnya ditawarkan oleh brand lokal tersebut. Lokasi yang strategis pun menjadi nilai tambah bagi ritel produk luar negeri.

Ditambah lagi, konsumen akan lebih percaya untuk membeli ketika telah melihat secara langsung produk yang ditawarkan, yang akhirnya bisa menciptakan customer retention pada produk tersebut.

Kalo kamu, tim produk lokal atau tim produk asing nih, Be-emers?