Jepang Berencana Ciptakan Satelit Kayu Pertama di Dunia

Wooden Satellite Illustration Web Bisnis Muda - Image: Kyoto University

Like

Be-emers sadar enggak sih, seiring dengan lanskap futuristis metaverse, kontinuitas teknologi digital memerlukan komponen pendukung seperti internet yang sepadan?

Hal itu juga sebenarnya yang mempengaruhi para penyedia broadband ketika bersaing dalam menciptakan instalasi satelit yang inovatif agar dapat menyepadankan konektivitas yang dimiliki dengan kebutuhan digital kini.

Upaya inovatif tersebut rasanya juga mulai terlihat, khususnya sejak proyek satelit Starlink milik SpaceX yang peletakannya lebih dekat ke Bumi atau Low Earth Orbit (LEO) diperkenalkan pada September tahun 2021 silam.

Mendapati hal tersebut, Jepang seketika bergegas mengumumkan langkah inovatif serupa dengan rencananya yang ingin menciptakan satelit kayu pertama didunia yang dinilai lebih ramah lingkungan, lho, Be-emers!

Baca Juga: Terkendala Izin Lisensi, Kepala Proyek Starlink SpaceX India Pilih Undurkan Diri! Kenapa Ya?


Diluncurkan di Tahun 2023

Dikutip dari The Japan Times, awal tahun ini Jepang baru saja mengumumkan rencananya untuk meluncurkan satelit pertama didunia yang sebagian bahannya terbuat dari kayu pada tahun 2023 mendatang.


Proyek yang diinisiasi oleh Universitas Kyoto dan Sumitomo Forestry Co. menguraikan tujuannya untuk dapat menciptakan satelit yang lebih ramah lingkungan dan tentunya memiliki biaya pembuatan yang lebih rendah.

Sekedar info, sejauh ini sampah di luar angkasa angkanya selalu bertambah seraya dengan banyaknya satelit berbahan aluminium. Hal tersebut terjadi karena bahan aluminium tidak terbakar ketika kembali ke atmosfer bumi usai pengoperasiannya.

Untuk itu, inisiasi dari proyek satelit kayu ini tercipta. Kayu dinilai dapat terbakar ketika melewati atmosfer bumi. Selain itu, bahan material kayu juga memiliki biaya yang lebih rendah jika dibanding aluminium.

Adapun, untuk proyek ini rencananya akan dipimpin oleh Takao Doi yang sebelumnya pernah menjadi astronot Jepang pertama yang ikut dalam misi Pesawat Ulang Alik Columbia pada tahun 1997.

Proyek satelit kayu ini digambarkan Takao akan berbentuk kubus dengan sisi 10 sentimeter yang bagian luarnya akan dilapisi kayu dan sel surya yang didalamnya terdapat substrat elekronik.

Lebih lanjut, Takao dan jajaran tim pada proyek juga akan memulai menjalankan proyek ini dengan menguji ketahanan dari material kayu di luar angkasa pada Februari 2022.

Pengujian ketahanan tersebut diketahui akan dilengkapi dengan peralatan eksperimental ekstravehicular di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Tidak hanya itu, nantinya lembaran wooddien dari beberapa jenis pohon akan ditempelkan pada aparatus dengan kekerasan yang bertingkat untuk mengetahui kerusakannya ketika melewati atmosfer.

Takao juga menambahkan bahwa dengan proyek satelit kayu ini akan diproyeksikan akan membuat anak-anak lebih tertarik pada satelit dan ruang angkasa.

Gimana tanggapanmu, Be-emers?