BGTC 2022: Keamanan Data Indonesia Akan Semakin Kuat. Apa Alasannya?

AVP External Communication Telkom Indonesia Sabri Rasyid. (Dokumentasi Tim BGTC 2022)

Like

Telkom Indonesia mengklaim keamanan data di Indonesia saat ini sudah semakin kuat dalam BGTC 2022. Bahkan akan lebih kuat di masa depan, apa kira-kira alasannya?

Pada Jumat, 30 September 2022 lalu Bisnis Indonesia Goes To Campus telah diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar. 

Gelaran ini menghadirkan beberapa institusi untuk mengulik lebih lanjut seputar finansial dan data. Salah satu institusi yang hadir adalah PT Telkom Indonesia Tbk. 

Maraknya peretasan membuat masyarakat resah dan merasa tidak aman atas data-data pribadinya di dunia digital. 

Namun, AVP External Communication Telkom Indonesia Sabri Rasyid menjelaskan semua jenis pelanggaran digital selalu bisa diredam oleh inovasi atau teknologi terbaru. 


"Contohnya pada saat isu peretasan akses yang marak beberapa tahun lalu, dimana tiap akun di Google pada saat itu sangat mudah dibobol. Akhirnya, Google melakukan inovasi dengan membuat dua otentifikasi yang membuat penggunanya harus melalui keamanan berlapis," ungkap Sabri.

Baca Juga: Menkominfo: Jaga Data Diri Sendiri. Apa Saja Fungsi NIK?

Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan adanya berita tindak peretasan. Teknologi akan terus berkembang dan semakin canggih sehingga memiliki tindakan preventif untuk situasi peretasan.

Isu keamanan data yang saat ini tengah berkembang di masyarakat diyakininya akan dapat diredam dengan berbagai inovasi yang dibuat pemerintah.
 

Keamanan Data Indonesia akan Semakin Kuat


Dengan adanya inovasi, teknologi akan terus berevolusi menjadi semakin canggih. Inovasi diperlukan mengingat saat ini masyarakat dalam kepercayaan yang rendah terhadap pemerintah.

Sabri mengungkapkan inovasi justru lahir dari sesuatu yang negatif, tetapi bisa membawa dampak positif bagi perkembangan masyarakat. 

"Makanya kami meyakini inovasi soal keamanan data saat ini sedang dikembangkan dan data kita akan semakin aman kedepannya," imbuhnya. 

Menurut Sabri banyaknya aksi tindak kejahatan yang dilakukan secara digital seharusnya tidak boleh membuat masyarakat memiliki tendensi negatif terhadap internet.

Hal tersebut karena kejahatan dalam bentuk kebocoran data tidak semata-mata dari internet saja. Justru manfaat internet lebih banyak dari sisi negatifnya. 

Soal inovasi, Sabri juga menyebutkan bahwa awal kemunculan internet, sebagian besar konten adalah hal negatif. Sebanyak 80 persen konten saat itu bahkan adalah konten pornografi. 

Namun, lambat laun inovasi terus diciptakan untuk meredam hal itu. Akhirnya saat ini konten-konten pornografi tersebut sudah menjadi sangat sedikit dan untuk mengaksesnya perlu ketentuan tertentu. 

"Survey terakhir sudah sangat kecil yang konsumsi pornografi. Filternya makin lama makin diperketat. Coba kalau saat itu orang menolak internet karena pornografi, pasti kita tidak bisa nikmati internet," tutupnya.

Dengan inovasi yang dilakukan pemerintah, banyak pihak yakin bahwa keamanan data di Indonesia akan semakin kuat di masa depan. 

Baca Juga: Risiko Keamanan Cyber Tinggi, Aplikasi Didi Diblokir China

Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.