Meski Perang dan Resesi, India-Cina Masih Beli Minyak Rusia

Pemimpin Rusia, India, Cina. (Foto: Markets Insider)

Like

Perang Rusia-Ukraina menimbulkan banyak kecaman dan sanksi untuk Rusia. Meski begitu India dan Cina tetap setia jadi pelanggan energi dan minyak dari Rusia. 

Konflik antara Rusia dan Ukraina memang sudah lama terjadi dan mencapai puncak dengan meletusnya perang yang dideklarasikan Rusia pada Februari 2022. 

Banyak negara yang mengecam deklarasi perang Rusia terutama negara-negara Barat. Mereka mendesak Rusia untuk menghentikan invasi dan penembakan rudal ke Ukraina. 

Meski begitu Rusia tetap bergeming sehingga negara-negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Sanksi yang dijatuhkan diantaranya pemblokiran rekening bank sejumlah pejabat Rusia, penyitaan aset, hingga pemberhentian impor energi.


Kurang lebih setelah sembilan bulan berperang, Rusia resmi mengumumkan resesi pada November 2022. 

Ada penurunan ekonomi yang mencolok sejak September, ketika Vladimir Putin mengerahkan pasukan untuk perang.

Di tengah resesi yang dialami negara-negara Barat belum membukan sanksinya untuk Rusia sehingga impor energi pun belum bisa berjalan maksimal dan mengangkat perekonomian negaranya.

Baca Juga: Resmi, Rusia Resesi! Winter is Coming?

Namun, ada negara-negara yang masih bekerjasama dengan Rusia dalam hal ekspor impor energi. Diantara negara tersebut adalah India dan Cina.
 

India dan Cina Beli Minyak Rusia, Minta Diskon Besar


Dilaporkan oleh Markets Insider, India dan Cina hingga saat ini masih mengambil minyak dari Rusia. Tetapi dua negara ini menuntut adanya penawaran yang besar. 

Sanksi besar-besaran dari Uni Eropa terhadap ekspor impor Rusia membuatnya kehilangan pelanggan terbesarnya. Hal ini membuat Rusia mengalihkan ekspor lintas laut ke Asia, khususnya India dan Cina.

India dan China sekarang menyumbang sekitar dua pertiga dari seluruh ekspor minyak mentah Rusia.

Sebagai pelanggan utama, mereka menuntut diskon besar-besaran untuk pembelian mereka seperti yang dikutip dari ahli strategi minyak Bloomberg Julian Lee.

Minyak mentah Ural andalan Rusia diperdagangkan dengan diskon US$33,28, atau sekitar 40 persen dari minyak mentah internasional Brent pada akhir pekan lalu, menurut analisis data Bloomberg dari layanan berita perdagangan Argus dan Intercontinental Exchange di Eropa. 

Itu penurunan tajam dari diskon US$2,85 yang diperdagangkan Ural pada tahun 2021. Karena pelebaran diskon Ural, Rusia kehilangan sekitar US$4 miliar per bulan dalam pendapatan energi.

Baca Juga: Ekonomi Global Anjlok, Bos IMF Sebut Perang Rusia-Ukraina Pemicunya

Sebelumnya harga minyak telah turun tajam dalam beberapa bulan terakhir karena banyak aspek salah satunya kekhawatiran akan resesi.

Sehingga pembelian minyak Rusia dalam jumlah besar tidak akan terlalu memberikan dampak dan tidak dipermasalahkan oleh negara-negara Barat.

“Minyak Rusia akan dijual dengan harga murah dan kami senang India mendapatkan harga murah itu atau Afrika atau China. Tidak apa-apa," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.