Metaverse. (Ilustrasi: Canva)
Likes
Pengembangan Metaverse digadang-gadang akan sangat berpengaruh dalam banyak aspek kehidupan. Salah satunya pada industri musik. Seperti apa pengaruhnya?
Ide mengenai Metaverse justru sudah ada sejak lama. Mengutip dari Bisnis.com, istilah ini pertama kali muncul pada tahun 1992 oleh Neal Stephenson dalam novelnya yang berjudul Snow Crash.
Kehadiran nyata Metaverse saat ini memang masih belum ada sehingga sedikit sulit untuk memahami seperti apa bentuknya dan cara kerjanya.
Namun, sudah banyak diskursus dan wacana pengembangan Metaverse sehingga setidaknya ada sedikit bayangan tentang Metaverse ini.
Meskipun belum ada perwujudannya hingga kini, pemanfaatan Metaverse sudah dibicarakan dan ditempatkan pada plotnya masing-masing.
Pemanfaatan yang sering terdengar mungkin dijadikan dunia virtual, alternatif communal space secara online, ataupun dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai kantor.
Namun, salah satu pengacara industri musik di Amerika Serikat mengatakan bahwa Metaverse akan memberi gebrakan pada industri musik segera setelah mampu memanfaatkan 5G sepenuhnya.
Baca Juga: Deretan Artis Indonesia yang Mulai Seriusi Proyek NFT dan Metaverse
Diberitakan oleh Fox Business, Aarash Darroodi, wakil presiden eksekutif dan penasihat umum untuk Fender Musical Instruments, mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui masa depan musik di Metaverse karena keterbatasan perangkat keras saat ini.
Namun, dia mengharapkan perubahan radikal setelah perangkat yang lebih murah, lebih cepat, dan lebih kecil memungkinkan pengembang untuk sepenuhnya mengeksploitasi kecepatan 5G.
"Meskipun operator menyediakan 5G, kemampuan yang sebenarnya belum dilepaskan, kecepatan super cepat mutlak," katanya.
Darroodi mencatat bahwa software mungkin tertinggal, tetapi akan menyusul dengan cepat. Masalahnya adalah hardware atau perangkat kerasnya.
Belum ada yang mampu membuat perangkat virtual atau augmented reality yang nyaman dan efektif yang memungkinkan pengalaman digital yang sepenuhnya imersif.
Darroodi menggambarkan metaverse sebagai pengalaman 3D yang sepenuhnya imersif dibandingkan dengan internet layar datar 2D saat ini.
Ini akan mengubah cara musik dibuat, dibagikan, dan dikonsumsi. Namun, musik akan tetap menjadi pengalaman bersama.
"Ini pada akhirnya adalah evolusi berikutnya dalam menghubungkan umat manusia," kata Darroodi.
Baca Juga: Gempar, Alun-Alun Yogyakarta Diperjualbelikan di Metaverse?
Konser Metaverse
Konser Metaverse sudah pernah dilaksanakan, pada Agustus 2021 Ariana Grande menggelar konser Metaverse di platform game Fortnite. Pengguna yang hadir menggunakan avatar pribadi mereka.
Grimes dan Travis Scott pada Maret 2022 juga menggelar konser selama Metaverse Fashion Week.
Analisis Enders melaporkan bahwa 28 juta orang menghadiri konser Scott's di Metaverse dibandingkan dengan 700.000 yang membeli tiket tur live-nya.
Namun, tur live-nya menghasilkan pendapatan tiket US$54 juta versus US$20 juta penjualan merchandise dari konser metaverse-nya.
Darroodi mengatakan konser Metaverse dapat dimonetisasi melalui biaya akses, iklan merchandise real-time, dan penjualan non-fungible token (NFT).
Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.