Pasar Kripto. (Ilustrasi: Canva)
Likes
Pasar Kripto mengalami keadaan yang tidak baik selama beberapa tahun setelah merebaknya virus Covid-19. Akhirnya kapitalisasi pasar kripto mencapai US$1 triliun lagi sejak November.
Banyak yang merasakan, terutama investor, dari anjloknya pasar kripto. Selama lebih dari dua tahun, pasar kripto mengalami pasang surut yang cukup tinggi.
Apalagi setahun belakangan ini dengan keadaan ekonomi global yang tidak baik dan ancaman resesi membuat pasar kripto lesu. Ditambah kasus bangkrutnya FTX yang membawa uang investor.
Di akhir 2022 banyak pakar yang mengatakan pasar kripto akan rebound setelah dihantam bertubi-tubi dalam beberapa tahun.
Namun, di awal 2023 pasar kripto justru memperlihatkan kondisi yang tidak baik kembali dengan altcoin mengalami penurunan. Banyak pelaku pasar kripto yang lesu kembali, namun tidak sedikit juga yang tetap menyimpan harapan.
Baca Juga: Indonesia Mau Bikin Bursa Kripto! Memang Sudah Siap?
Kabar baik datang baru-baru ini, untuk pertama kalinya sejak November kapitalisasi pasar kripto mencapai US$1 triliun.
Kapitalisasi Pasar Kripto Lebih dari US$1 Triliun
Mengutip berita dari Mint, untuk pertama kalinya sejak awal November, total kapitalisasi pasar industri cryptocurrency melebihi US$1 triliun, menurut data dari CoinGecko.
Pada tanggal 14 Januari, Bitcoin meningkat menjadi lebih dari US$21.000 dengan harapan bahwa inflasi mungkin telah mencapai puncaknya dan mencapai titik terendah.
Cryptocurrency terbesar atau Bitcoin meningkat hingga 7,5 persen menjadi US$21.299 nilainya. Sejak 8 November tidak pernah di atas US$20.000, dan 14 Januari adalah hari pertumbuhan ke-11 berturut-turut.
Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua, naik hingga 9,7 persen, dan koin lain seperti Cardano dan Dogecoin juga mencatatkan keuntungan yang signifikan.
Sebelum kondisi terbaru ini, harga Bitcoin telah terjebak dalam kisaran kecil antara US$16.000 dan US$17.000 selama berminggu-minggu.
Kenaikan ini sangat mengejutkan, menurut statistik dari Coinglass, likuidasi pendek cryptocurrency telah melampaui US$100 juta dalam lima dari enam hari terakhir. Jumlah terbesar dicapai pada 14 Januari dan melebihi US$296 juta.
Baca Juga: Pasar Kripto Bakal Pulih di 2023?
Kenaikan tersebut bertepatan dengan data harga konsumen yang dirilis pekan lalu yang mengindikasikan penurunan inflasi dari level Desember ke level Januari.
Menyusul hal tersebut, Federal Reserve berniat untuk kenaikan suku bunga yang lebih kecil, tetapi diperkirakan akan terus melakukannya sampai tekanan harga menunjukkan indikasi moderat yang lebih pasti.
Aset berisiko, seperti indeks saham Nasdaq 100, yang naik selama enam hari berturut-turut, diuntungkan dari hal ini.
Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.