Sumber: www.freepik.com
Likes
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan bahwa virus tersebut diberi nama "Covid-19" yang pertama kali diidentifikasi di China pada 31 Desember 2019. "Covid-19" "co" untuk "corona", "vi" untuk "virus", dan "d" untuk "disease (penyakit)".
Masyarakat kita mulai resah saat virus ini menyerang beberapa negara di sekitaran Tiongkok, hingga merebak ke eropa dan menjadi “bom” di Amerika Serikat dengan ledakan kasus. Hingga hari ini per 14 Juli 2020, Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus terbanyak dengan jumlah 3,479,483 kasus (https://www.worldometers.info/coronavirus/).
WHO kemudian menjadikan wabah ini masuk dalam kategori pandemic yang berarti virus ini sudah menyebar secara global.
Tidak ada satupun negara yang siap tak ada negara yang siap menghadapi virus corona Covid-19. Maka wajar ketika virus Corona masuk ke dalam sebuah negara, maka yang timbul adalah kepanikan dari masyarakat.
Menurut Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, "Penyakit ini baru. Tidak ada satu pun otoritas di dunia yang siap menghadapi, termasuk masyarakatnya, termasuk otoritas kesehatannya. Wajar menimbulkan kepanikan karena ketidakpastian informasi,"
Dampak dari virus corona ini tak ayal membuat perekonomian Negara-negara menjadi goyah, tak terkecuali Indonesia. Banyak perusahaan gulung tikar, karyawan-karyawan kehilangan pekerjaannya hingga angka pengangguran kembali meningkat.
Seperti ombak tsunami yang meluluhlantakan apapun yang ada di depannya, virus Corona ini pun seperti tidak pandang bulu, virus yang berdiameter sekitar 400-500 micro ini seperti hantu yang menggentayangi siapapun dan menghancurkan hajat orang banyak. Tapi karena kita adalah makhluk Tuhan yang harus tetap optimis, apapun keadaanya, maka tak ada pilihan lain selain bangkit meski pandemic ini tak tahu kapan akan berakhir.
Dengan memanfaatkan karunia Tuhan berupa akal, maka kita harus lebih kreatif dalam menghadapi masa-masa sulit, seperti jargon “The Power of Kepepet” maka keadaan menuntut kita untuk lebih berpikir keras demi “dapur tetap ngebul”. Kreatif bukan hanya menjadikan sesuatu yang baru, kreatif juga tentang merubah mindset kita. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan, maka sekarang harus kita lakukan. Seringkali saat seseorang sudah berada di zona nyaman maka saat zona nyaman itu terusik, kita tidak bisa mengatasi keadaan. Contohnya, saat seseorang sudah merasa aman karena punya gaji, tapi saat dirumahkan, maka dirinya kebingungan karena merasa tak mempunyai keterampialn lain untuk menghasilkan uang.
Apa yang harus dilakukan demi roda ekonomi terus berputar?
1. Cobalah menanam sayuran di rumah
Langkah ini ini terlihat sepele, tetapi sangat membantu ketika kita harus mengencangkan ikat pinggang. Tanamlah sayur-sayuran yang hasilnya jika diuangkan ternyata lumayan besar. Selain hasilnya bisa kita nikamati, tanaman hijau juga bisa menyegarkan mata. Selain itu juga pekarangan akan terlihat ciamik. Jika Anda lebih rapi, orang akan menilai kreatifitas Anda dalam menata tanaman-tanaman tersebut. Tidak memiliki lahan? Manfaatkanlah pot-pot kecil atau googlinglah cara memanfaatkan ruang sempit untuk menanam tanaman.
2. Manfaatkan gadgetmu untuk menghasilkan uang
Jaman sekarang saat semuanya sudah GO ONLINE, maka apapun seolah menjadi dunia dalam genggaman. Ya, segala sesuatunya sudah bisa diakses melalui gadget. Anda bisa berjualan online, trading, membuat konten yang bisa anda upload di youtube, atau apapun asal jangan judi online!
3. Lihatlah sekeliling Anda
Banyak orang tidak sadar bahwa di sekelilingnya banyak sekali potensi yang bisa “disulap” menjadi uang. Contohnya, Anda mempunyai kaca-kaca berserakan, jadikanlah akuarium, lalu beternaklah ikan hias. Teman saya, menghasilkan minimal 200 ribu per hari dari bisnis ikan cupang dengan memanfaatkan kaca-kaca yang berserakan di gudang rumahnya. Tidak tahu ilmunya? Belajar! Yang penting cari dulu potensi apa yang bisa diolah dari potensi yang ada.
4. Manfaatkan skill yang ada demi uang lebih
Teman saya seorang illustrator di sebuah perusahaan multimedia di Bandung, banyak sekali hasil karyanya yang digunakan dalam konten-konten animasi. Karena ingin uang lebih, semua background dan karakter dia jual ke situs penyedia background dan karakter. Pun demikian dengan teman yang lainnya, memiliki banyak foto hasil jepretannya, lalu kemudian jual ke situs penyedia foto seperti freepic, shutterstock, dll. Maka carilah situs yang bisa menjual hasil karyamu.
Itulah beberapa ide kreatif yang harus ditempuh di masa pandemic ini, semoga kratifitas buah dari karantina terus terbawa hingga pendemic ini berakhir.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.