LocalHeroes: Senyum Rinjani

Kegiatan pendampingan senyum Rinjani

Like

Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan fisik, namun juga menyerang kesehatan mental. Beberapa kasus kematian yang disebabkan oleh Covid-19, berdampak buruk bagi kesehatan mental anak-anak yang harus kehilangan orang tua mereka.

Beberapa di antara mereka ada yang sedih berkepanjangan dan hampir mendekati kondisi depresi. Hal ini membuat aku tergerak untuk melakukan sesuatu untuk membantu mereka bangkit dari kondisi Covid-19. 
 
Anak pertama yang kami temui adalah Rinjani Arai. Ayahnya meninggal dunia karena Covid-19 tiga bulan yang lalu.

Menurut penjelasan sang nenek, sejak hari itu Rinjani terpukul, tidak mau bicara, dan sering menangis di malam hari. Kami melakukan proses pendampingan kepada Rinjani selama 1 bulan. Mulai dengan mengajak bermain, melakukan hal positif dan perlahan lahan memberikan pengertian kepada Rinjani.

Dua minggu pertama tidak banyak perubahan, tapi setidaknya, Rinjani sudah jarang menangis. Memasuki Minggu ketiga, Rinjani sudah mau bicara.

Di saat hari pertama, Rinjani kembali tersenyum. Kami pun menamai program ini sebagai senyum Rinjani.

 
Kami menggunakan kekuatan senyum Rinjani untuk membantu lebih banyak orang. Kami mulai mendesain program pendampingan kepada anak-anak yang kehilangan orang tuanya.

Selain itu, kami juga mendesain kaos, masker, dan topi yang kemudian dijual. Hasil dari penjualan merchandise itu kami pergunakan untuk membantu keluarga yang terkena dampak ekonomi karena Covid-19.
 
Dalam dua bulan pertama, bersama rumah belajar Istana Bintan, kami berhasil melakukan pendampingan kepada 23 anak yang tersebar di kabupaten/kota yang di Provinsi Kepulauan Riau.

Dari hasil  penjualan merchandise tersebut, kami dapat membeli 150 paket sembako dan diserahkan kepada mereka yang membutuhkan. Melalui kekuatan senyum Rinjani, kami belajar banyak hal tentang bagaimana menjadi kuat dan menguatkan.

Program ini sesederhana mengembalikan senyum mereka yang hilang. Kami menyadari bahwa kebahagiaan kemudian dapat kita rasakan ketika kita membaginya.

Setelah 3 bulan berjalan, kami menemukan permasalahan baru. Banyak banyak anak-anak diperbatasan tidak dapat mengikuti program belajar online dari rumah karena mereka tidak memiliki smartphone.

Akhirnya, kami memutuskan untuk melakukan volounteer mengajar ke pulau-pulau untuk membantu adik-adik yang tidak memiliki akses untuk belajar online. Kekuatan senyum Rinjani telah menggerakkan hati kami untuk bekerja sama, bahu-membahu untuk bangkit dari Pandemic.

Kita mungkin kehilangan banyak hal, tapi percayalah, kita tidak pernah kehilangan orang baik.