Ilustrasi Grafik Saham (Sumber gambar: Pixabay)
Likes
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sering dianggap sebagai barometer utama kesehatan pasar saham Indonesia.
Kenaikan IHSG biasanya diinterpretasikan sebagai tanda pertumbuhan ekonomi yang positif dan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis di dalam negeri.
Namun, terkadang investor merasa bingung ketika IHSG naik, tetapi portofolio investasi mereka justru mengalami kerugian.
Apa yang sebenarnya terjadi di balik fenomena ini, dan bagaimana dampaknya pada portofoliomu?
Baca Juga: Ada 8 Saham yang RUPS di Bandung, Pemburu Souvenir Merapat!
1. Komposisi Portofolio yang Berbeda
Salah satu alasan utama mengapa portofolio kamu bisa merah meskipun IHSG naik adalah karena komposisi portofolio kamu mungkin berbeda dari komponen IHSG.IHSG mencakup berbagai saham dari berbagai sektor ekonomi, tetapi portofolio kamu mungkin lebih terfokus pada sektor tertentu yang mungkin tidak sejalan dengan tren keseluruhan IHSG.
Misalnya, jika sebagian besar investasi kamu terkonsentrasi dalam sektor energi, sementara IHSG didorong oleh kinerja sektor teknologi, maka kamu mungkin melihat perbedaan kinerja yang signifikan.
Baca Juga: Value Investing dalam Investasi Saham, Masih Relevankah?
2. Faktor-faktor Fundamental yang Berbeda
IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi makro, kebijakan pemerintah, dan sentimen pasar secara keseluruhan.Namun, kinerja saham individual dalam portofolio kamu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental yang unik untuk masing-masing perusahaan.
Misalnya, meskipun IHSG naik karena sentimen positif pasar, saham tertentu dalam portofolio kamu mungkin mengalami penurunan karena laporan laba yang mengecewakan atau masalah internal perusahaan.
Komentar
25 Mar 2024 - 16:38
Ilmu baru. Nice info