Mengentaskan Middle Income Trap, Indonesia Bisa Belajar dari Korea Selatan

Middle income trao menjadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia. (Sumber gambar: jakartaconsulting.com)

Like

Indonesia jadi negara kaya akan sumber daya, tetapi sudah beberapa waktu ke belakang negara kita terjebak dalam kondisi middle income trap.

Kondisi ini tentu menjadi ancaman nyata bagi Indonesia dan sangat menentukan peluang Indonesia menjadi bertumbuh menjadi negara maju dan berkontribusi bagi perekonomian dunia.

Middle income trap ditujukan pada suatu negara yang pendapatan per kapitanya dalam posisi stagnan pada kategori lower middle income selama 28 tahun.

Dengan pertumbuhan per kapita paling sedikit 4,7% per tahun. Atau juga stagnan pada posisi upper middle income tidak lebih dari 14 tahun dengan pertumbuhan per kapita pada tingkat 3,5% per tahunnya.

Baca Juga: Shin Tae Yong, Sosok Dibalik Kemenangan Timnas Indonesia 2024!


Ada banyak alasan mengapa hal ini dapat terjadi, beberapa penjelasan berikut mungkin bisa jadi beberapa pelajaran yang dapat kita jadikan pedoman untuk menuju Indonesia Emas 2045.

 

Masalah Institusional Jadi Persoalan Utama Menurut Sri Mulyani

Dalam menghadapi persoalan ini, Menteri Keuangan, Sri Mulyani berpendapat salah satu permasalahan utama yang harus dibenahi adalah masalah institusional seperti upaya merancang, regulasi, kebijakan dan birokrasi yang berlangsung.

Masalah semacam ini menjadi penting baginya agar sumber daya dalam negeri dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Hal-hal sebagaimana yang dirinya sebutkan dapat menjadi sumber permasalahan baru bagi perekonomian nasional.

Baca Juga: Pelarangan Memeluk Agama di Korea Utara, Mempertanyakan Hak Asasi Beragama?

Bisa terjadi kemungkinan eksploitasi berlebihan oleh perusahaan luar negeri tanpa membayar pajak yang sesuai. Lebih parahnya lagi adalah tenaga kerja yang menerima bayaran yang minimal.

Dirinya mengharapkan generasi penerus dapat membawa poin institusional jadi fokus utama untuk membangun Indonesia menjadi negara maju.