Ibadah Haji dan Pengarunya bagi Perekonomian Negara

Suasana thawaf di sekitar Ka'bah (Photo on Pinterest)

Like

Ibadah haji merupakan salah satu ibadah wajib bagi kaum muslim yang mampu secara fisik dan finansial.
Ibadah haji  tercantum dalam rukun islam yang kelima setelah bersyahadat, sholat, berzakat, dan puasa.


Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, Indonesia memberangkatkan ratusan ribu jamaah haji untuk berhaji di Tanah Suci (Makkah).

Pada tahun 2024, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 241.000 jemaah. Jumlah ini tidak hanya menjadi pertanda peningkatan jumlah jamaah haji dari tahun 2023, tetapi menunjukan komitmen pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi ibadah haji bagi umat Islam di Indonesia. 
 
Berhaji tidak hanya merupakan ibadah spiritual, tetapi juga membawa keuntungan yang signifikat bagi negara, terutama bagi negara dengan jumlah jamaah haji yang besar seperti di Indonesia.

Berikut ini adalah pengaruh ibadah haji terhadap perekonomian negara:

Baca Juga: Membawa Berkah, Dampak Ibadah Haji Bagi Perekonomian Indonesia!
 

1. Peningkatan Devisa Negara

Sebagai negara tuan rumah, Kerajaan Arab Saudi meraup banyak keuntungan dari pelaksaan ibadah haji. Future Market Insights memperhitungkan sektor haji berkontribusi hingga US$150 miliar atau setara Rp2.247 triliun (kurs Rp14.982 per US$) untuk pendapatan Arab Saudi pada tahun 2022.


Nilainya kemungkinan tembus mencapai USD350 miliar atau setara Rp 5.243 triliun pada 2032 mendatang.

2. Peningkatan Perekonomian Lokal

Kegiatan ekonomi di sekitar area haji, seperti penjualan souvenir, layanan akomodasi dan transportasi, mendapatkan peningkatan yang berarti selama musim haji.

Perputaran ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan haji memperkuat perekonomian lokal dan nasional, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.