Bisnis dengan Bahan Dasar Lokal, Gimana Caranya?

Meningkatkan nilai buah nanas

Like

Bahan dasar lokal memang memiliki kelebihan tersendiri. Salah satunya, bahan selalu tersedia dan kita tidak pusing untuk mencarinya.

Meskipun, ketika produk tersebut sudah menjadi bahan baku suatu bisnis, biasanya menjadi langka dan harganya terus naik.

Tetapi itu tidak masalah, karena kita bisa memberdayakan petani lokal, dan membuka lowongan kerja baru.

Bagaimana pun, memanfaatkan bahan baku lokal, seperti jahe dan lengkuas untuk membuat kosmetik misalnya, yang tumbuh lokal di Indonesia, pasti jauh lebih murah, jika dibandingkan dengan menggunakan ginseng dari Korea.

 
Kelebihan yang lain adalah ketika kita memasarkan produk, nama produk itu sudah dikenalkan oleh daerah tersebut dari sejak zaman dahulu kala, jadi kita tinggal membonceng saja.

Baca Juga: Udah Cek Khodam Kamu di TikTok, Gimana sih Hukumnya? 


Contoh talas dari Bogor nama produknya menjadi lapis Bogor, nanas madu dari Pemalang nama produknya jadi jenang nanas, dan sebagainya.
 
Meski demikian, bisnis dengan bahan baku lokal tidak selamanya tanpa halangan. Ada produk yang untuk mengenalkannya saja harus kerja ekstra.

Harus babat hutan terlebih dahulu. Dan ini membutuhkan waktu dan modal yang banyak. Contoh bahan lokal ini adalah Carica dari Dieng.

Memang benar sekarang Carica sudah cukup terkenal. Tapi sebelumnya, seperti dikutip oleh salah satu pengusaha olahan Carica, mengenalkan produk ini bisa dibilang sangat sulit. 

Pasalnya, Carica hanya ada di Dieng, artinya orang dari daerah lain belum pernah mencicipi sebelumnya.

Ditambah lagi mengenalkan dan membiasakan produk baru di lidah orang juga bukan hal yang mudah, jadi perlu kerja ekstra keras.

Kerja keras ini juga disampaikan ketika pebisnis tersebut berusaha mengekspor olahan Carica, baik dalam bentuk selai, sari buah, manisan buah, atau produk lain.