Jika Virus Corona Berkesempatan Masuk Surga, Kalian Termasuk Golongan Mana?

Virus Corona. (Sumber: freepik.com)

Like

Jika Virus Corona berkesempatan masuk surga, kalian termasuk golongan mana? Golongan yang memaki dan menentang; atau golongan yang sudi dan senang?

Melihat judul di atas, mungkin kalian akan berpikir aku salah alamat dalam membuat tulisan ini. Ini kan, platform menulis tentang bisnis dan segala tetek-bengeknya, kenapa ada sangkut paut dengan surga?

Haha. Tenang.. tenang, maksud tulisan ini sangat sederhana; kalian termasuk tim mana? Cuan atau boncos selama pandemi ini?

Virus Corona membuat dikotomi masyarakat. Satu kelompok rugi bandar akibat hantaman pandemi. Satu kelompok lainnya untung besar karena bisnisnya bergerak di bidang yang sejalan dengan pandemi.

Aku berikan kalian satu contoh. Satu contoh saja. Satu kelompok bahkan harus membongkar-bongkar gudang untuk menemukan sepeda lama agar tetap fit selama pandemi, satu kelompok lainnya dengan mudah memborong sepeda super mahal keluaran Jerman hingga pabrik sepeda tersebut kewalahan melayani pesanan dari orang Indonesia.

Ah, apa benar? Benar! Kesenjangan sosial ekonomi di negeri kita semakin lama semakin tidak imbang. Entah Pemerintah menyebut ekonomi kita meroket. Entah Donald Trump menyebut kita sebagai negara maju.


Pada kenyataannya, jika kalian sempat melihat-lihat di sudut kawasan kumuh kota besar, atau pedalaman tersembunyi, kalian akan merasakan kesenjangan itu amat kentara. Tak perlu gelar tinggi untuk merasakannya. Cukup setiap insan yang masih memiliki hati nurani. Sudah pantaskah kita disebut sebagai “negara maju”?

Suka atau tidak suka, itu realitanya.

Terlepas dari itu semua, pandemi benar-benar berhasil memukul kita hingga babak belur. Bukan melulu dari sudut pandang ekonomi, tapi juga secara sosial. Secara mental. Dan konsekuensi-konsekuensi yang harus kita dapatkan selama pandemi.

Sebutkan apa saja yang kalian tahu -keterbatasan gerak, keterbatasan bersosialisasi- dan kalian akan menemukannya di masa pandemi. Entah kalian berasal dari tim cuan atau tim boncos, setidaknya kalian tetap merasakan keterbatasan untuk segera masuk ke rumah dan beristirahat pasca melanglang buana seharian.

Baik. Melalui tulisan-tulisan yang aku baca di bisnismuda.id, sangat banyak yang sudah memberikan tips dan trik untuk survive selama pandemi ini. Mulai dari bisnis apa saja yang masih bisa meraup cuan, bagaimana cara mengatur keuangan selama krisis, hingga pekerjaan apa saja yang berpotensi menambah pemasukan.

Maka, aku tidak akan mengulanginya dalam artikel ini. Kalian scrolling saja di bisnismuda.id dan akan menemukan artikel-artikel keren tersebut. Jangan lupa, ya!

Nah, yang ingin aku tekankan adalah, seberapa pun kita cuan di tengah pandemi ini, akan selalu ada kelompok yang boncos. Kaum marjinal, karyawan-karyawan kecil yang di PHK, usaha di bidang pariwisata, hingga orang-orang yang tidak memiliki akses cukup kepada internet.

Semua sektor tersebut benar-benar babak belur. Luluh lantak. Kepada sektor-sektor inilah agaknya perhatian juga harus kita tujukan, dalam rangka pengembalian kekuatan ekonomi masyarakat.

Berikut adalah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk melakukan penguatan sektor-sektor di atas:

1. Aplikasi Protokol New Normal
Ekonomi harus segera bergeliat. Agar kita tidak mengalami resesi yang semakin parah. Agar ekonomi masyarakat tidak terjun bebas. Namun demikian, protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat dalam era new normal ini.

Kita tidak ingin bukan, di saat kita harus berjuang mencari uang untuk menyambung hidup, justru direcoki oleh badan yang sakit. Untuk itu, sosialisasi dan pelatihan protokol new normal harus dilakukan secara berkesinambungan.

Disiplin dalam penerapan protokol juga menjadi kunci penting. Karena ketahanan kesehatan masyarakat merupakan kunci dalam menghadapi Virus Corona.

2. Bimbingan Transformasi Digital
Berdasarkan artikel yang dimuat di laman Bisnis.com pada 3 Agustus 2020, Presiden Jokowi menginginkan percepatan transformasi digital. Bukan tanpa alasan, Presiden cukup prihatin dengan peringkat Indonesia dalam survei yang dilakukan IMD World Digital Competitiveness Index 2019 yang mengatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 56 dari 63 negara.

Padahal, transformasi digital ini sangat penting bagi pelaku UMKM untuk dapat survive menghadapi pandemi. Dengan meng-online-kan bisnis mereka, jangkauan pasar mereka akan lebih luas, berkembang dan bertumbuh.

Tidak melulu menunggu konsumen untuk datang ke store offline mereka. Selain itu, bekal mengenai prinsip-prinsip pemasaran digital 4.0 perlu diberikan. Agar terobosan-terobosan pemasaran dapat inovatif dan tidak monoton.

3. Manajemen Keuangan
Selanjutnya adalah manajemen keuangan. Setiap orang harus memiliki manajemen keuangan yang baik, apalagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Masih ingat kan kalian, tentang kisah di awal pandemi?

Ada seseorang bergaji 80 juta rupiah per bulan yang dalam waktu dua bulan saja sejak pandemi dimulai kolaps lalu keluarganya berantakan? Atau kisah seseorang dengan gaji 20 juta rupiah per bulan yang mengaku orang susah hingga curhat via media sosial ke Presiden?

Itu semua dikarenakan perencanaan dan manajemen keuangan yang kurang baik. Tidak ada saving, apalagi dana darurat, yang memadai. Mereka, atau jangan-jangan kita juga, hidup hanya segaris dari kemiskinan. Padahal… padahal gaji kita mungkin selangit.

4. Penyaluran Bantuan Tepat Sasaran
Nah, ini nih yang paling penting. Karena banyak dari kita berteriak, bagaimana mau mengatur keuangan jika uangnya saja tidak ada?

Itulah peran dari Pemerintah untuk dapat menyalurkan bantuan dengan tepat sasaran. Pemerintah harus mampu membuat alokasi dana yang tepat untuk bidang ekonomi dan kesehatan. Selain itu, Pemerintah harus membuat sebuah sistem yang baik untuk penyaluran bantuan yang telah dihimpun oleh sejumlah pihak.

Penyaluran bantuan yang baik, tepat guna dan tepat sasaran, dibarengi dengan kemampuan masyarakat mengelola keuangan dalam kondisi darurat, dan ketahanan kesehatan yang tinggi, merupakan amunisi utama masyarakat dalam upaya untuk bangkit dari pandemi.

Lalu, kembali ke pertanyaan awal, jika Virus Corona berkesempatan masuk surga, termasuk golongan manakah kita?

Sejatinya, walaupun kita masuk ke dalam golongan yang “mendukung” Virus Corona masuk surga, karena cuan yang kita dapatkan, kita tetap memiliki tanggung jawab moral untuk membantu pihak-pihak yang boncos selama pandemi ini. Jangan justru memanfaatkan keadaan guna meraup pundi-pundi sebanyak-banyaknya, lalu lupa dengan keadaan sekitar.

Pun demikian, jika kita termasuk ke dalam golongan yang “mengutuk” Virus Corona karena boncos yang kita dapatkan, mau tidak mau kita harus bersabar, menerima, kemudian berusaha lebih keras lagi untuk keluar dari krisis. Karena, sebagai manusia, alangkah lebih baik kita semua menghadapi pandemi dengan penerimaan, sabar, syukur dan keikhlasan, bukan?

Dan, hei, tidakkah Tuhan akan melipatgandakan nikmat bagi sesiapa yang senantiasa bersyukur?

#youngcompetitionbisnismudaid #bisnismuda #bangkitdaripandemi