Menuju Kegelapan karena Hilang Harapan atau Niatkan Hati untuk Bergerak? (Sumber Gambar: The Man in the High Castle Season 04 Eps 06)
Likes
29 Juni 2020, adalah hari terakhir bekerja di sebuah leasing ternama di Indonesia. Posisiku sebagai MDP (Management Development Programme) atau anak training lepas di tahap akhir ujian bersama direksi perusahaan.
Impianku untuk selangkah lagi menjadi seorang Kacab (Kepala Cabang) pupus sudah. Ditawarkan ke posisi lain di perusahaan itu seperti beberapa MDP yang gagal di fase yang sama pun tidak ada, karena pandemi Covid-19 ini.
Memang sih, aku mendapatkan uang cuti, karena aku tidak pernah mengambil cuti selama bekerja selama 1 tahun 3 bulan di perusahaan itu, dan bisa klaim BPJSTKU sejak sebulan aku berhenti. Namun sayang, sistemnya sering error dan call center susah dihubungi.
Tapi ibarat sepak bola, sekarang aku lagi mendapatkan serangan gencar dari tim lawan, sehingga pemain-pemainku harus mundur semua sampai garis pertahanan. Apalagi Jakarta, kita harus bisa bertahan untuk menghemat biaya makan, pulsa, paket, dan nongkrong supaya bisa dipake buat bayar kos. Huhuu...
Bersyukurlah aku tidak punya utang atau cicilan apapun selama ini -kecuali utang sama orang tua yang membesarkan kita sejak lahir.. hahaha. Jadi, memang semua harus ditata ulang. Lupakan yang sudah berlalu. Kita harus move on.
Apa sih yang harus kita lakuin supaya #bangkitdaripandemi?
Sebelum pandemi berlangsung, dari dulu banget aku udah pengin bikin usaha sendiri a.k.a berwirausaha. Kenapa? Kerja sama orang banyak enggak enaknya, bosss (memang kamunya aja yg idealis.. hehee).
Ya, awalnya sih gara-gara dulu sering ikut kegiatan danusan di kampus (anak panitia pasti tau. Hahaha). Usaha yang bener-bener aku pengin jadiin itu muncul sewaktu aku ikut MDP.
Karena aku pernah involved sebagai marketing (training) selama total 3 bulan di Rantau Prapat (Sumut) & Pelabuhan Ratu (Jabar). Aku ngelihat, kayaknya asyik juga kalau kita buka channeling / independent dealer. Jadi, setelah tanya sana-sini sama orang yang berpengalaman.
Langkah-langkah yang udah sempat aku pikirin tuh kayak gini kira-kira #bisnismuda :
1. Tempat udah ada di rumah, jadi tidak perlu cari tempat lagi;
2. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) penting supaya legal usaha kita;
3. MoU dengan Dealer untuk display kendaraan di tempat kita.
Sayangnya, pandemi Covid-19 per 1 Juni 2020 aja sudah menelan 26.940 kasus kumulatif di seluruh Indonesia (Source: Bisnis.com). Hampir seluruh lini bisnis kena imbasnya, termasuk leasing.
Makanya, kalau sekarang #bisnismuda dapat keringanan pembayaran dalam bentuk relaksasi atau restrukturisasi, itu karena leasing mengerti akan kebutuhan #bisnismuda, bahwa bertahan di masa sulit adalah pilihan terbaik dengan kebutuhan pokok ada di prioritas utama.
Tapi, karena gagal tahap akhir ujian, ya sudah sekarang kita realistis aja lah ya.
Yang aku lakuin sebulan terakhir kira-kira begini #bisnismuda:
1. Mencari pekerjaan (daftar online dong pastinya!);
2. Whatsapp Call sama temen-temen lama (mayoritas anak kampus sih), siapa tau lagi nyari orang buat bantu-bantu;
3. Ngelayanin telepon dari temen-temen di cabang yang pernah aku bertugas di perusahaan sebelumnya, nanyain kenapa bisa enggak lolos dan kasih semangat semoga bisa cepat dapat kerjaan baru;
4. Olahraga seminggu 3x, minimal jalan kaki pakai masker 10km atau olahraga di rumah sambil lihat tutorialnya di Youtube; dan
5. PALING PENTING, banyak baca buku! Start jam 12 siang bawa novel atau buku tutorial yang lama banget enggak dibaca atau udah pernah dibaca (tapi mau dibaca lagi) ke tempat yang enak. Kalau aku biasanya di tempat kopi yang murah-murah aja, yang penting banyak cahaya matahari biar mata enggak gelap pas baca buku.
Buku terakhir yang aku baca itu, ada Anak Muda Miliarder Saham karangan Andika Sutoro Putra. Seorang milyarder kaya kelahiran 1994 cuy! Parah!!
Buku itu intinya ngasih tips untuk gimana belajar saham buat pemula dan anak muda yang modalnya masih sedikit tapi niat untuk bermain saham. Contoh, dia ngasih tips supaya kita bisa memandang suatu saham perusahaan itu bisa dibeli.
Bukan dari melihat grafik saham day-to-day, tapi dari banyak aspek lain seperti laporan keuangan dan tahunan suatu perusahaan (belajar sama suhu Lo Kheng Hong kayaknya ni bahh!).
Saat ini pun, terus terang aja, aku masih belum paham 100 persen, tapi kepengin coba gimana rasanya bermain saham. Sepertinya mengasyikkan!
Waktunya counter-attack! Berangkat kita? #youngcompetitionbisnismudaid
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.