Semangat memang naik turun, tapi tetap harus diusahakan agar bisa stabil. Sumber gambar: Adobe Express
Likes
Sesekali pasti kamu pernah mengalami rasa burn out dan tidak semangat untuk melakukan aktivitas. Lantas, bagaimana cara menjaganya padahal kamu sedang dikejar deadline?
Menjaga semangat supaya tetap prima ternyata ada caranya lho! Kira-kira gimana ya be-emers? Berikut adalah tips yang bisa kamu coba!
Tips Menjaga Semangat Tetap Prima!
Be-emers, semangat itu pada dasarnya memang naik dan turun, tetapi bisa kok, kita jaga agar tetap prima. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga semangat tetap prima:
1. Kurangi berinteraksi dengan manusia
Semakin sering bergesekan dengan manusia, baik orang yang terdekat maupun orang yang jauh, semakin menyakitkan. Kadang dikhianati, kadang dilukai, kadang disinggung, dan kadang diremehkan.
Orang terdekat dengan orang jauh justru ketika mengkhianati, lebih sakit orang terdekat. Sahabat berkhianat lebih menyakitkan daripada Pak RT atau Pak RW.
Berkumpul dengan sesama manusia juga memungkinkan manusia untuk membicarakan kejelekan orang lain. Dan ini akan menguras tenaga.
Semakin kita jarang bergesekan dengan manusia, semakin mungkin untuk menjaga semangat. Oleh karena itu, batasi atau kurangi berinteraksi dengan manusia.
2. Me time dengan Tuhan
Tidak dengan manusia, tetapi seringlah berinteraksi dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengadukan segala sesuatunya kepada hanya kepada Tuhan. Ini akan membuat rahasia tetap terjaga, hati tidak was-was, dan semangat bisa dijaga.
Kata ulama, kalaupun kita punya masalah dan meminta bantuan-Nya tetapi belum kunjung diselesaikan, yakinlah kita tidak serta merta sedang dikhianati, tetapi mungkin sedang diuji kesabarannya.
Manusia memang butuh me time. Tetapi me time yang baik adalah me time dengan Yang Maha Kuasa.
Dalam agama islam, Rasulullah melakukan me time di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, setelah 11 bulan 20 hari digunakan untuk berinteraksi dengan manusia.
Rasulullah justru melakukan me time, ketika kehidupan manusia sedang sibuk-sibuknya. Di hari-hari tersebut sesungguhnya, kesempatan berkumpul dengan keluarga besar karena sebagian besar sudah mudik, kesempatan belanja baju dan belanja keperluan lain untuk lebaran besar karena baru menerima Tunjangan Hari Raya (THR), atau yang berjualan baju atau kue kering 10 hari terakhir merupakan puncak-puncaknya penjualan. Tetapi Rasulullah justru mengurung diri di Masjid.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.