Kita Butuh Orang Baik di Tengah Pandemi

Gambar Sociopreneur (Sumber : https://id.lovepik.com/image-611078707/hand-drawn-overlooking-angle-entrepreneurial-partner.html

Gambar Sociopreneur (Sumber : https://id.lovepik.com/image-611078707/hand-drawn-overlooking-angle-entrepreneurial-partner.html

Like

Apa kabar hari ini? Bahagia? Pandemi kapan berakhir, ya?

Rasa-rasanya pertanyaan itu tak lelah berkeliaran dalam kepala. Duduk diam menunggu nyatanya bukan solusi yang tepat.

Pemberitaan di luar terdengar semakin mengerikan. Perusahaan gulung tikar, pekerja dirumahkan, pemotongan gaji, hingga PHK besar-besaran.

Tapi, life must go on, right? Hidup butuh makan, makan butuh uang, dan uang harus dicari.

Entrepreneur muncul ditengah-tengah pandemi. Bukan hal asing malah semakin eksis. Entrepreneur identik dengan kata wirausaha sukses yang menggunakan cara-cara kreatif di zaman modern.


Semua orang berlomba-lomba untuk meraih gelar tersebut. Mencari keuntungan sebanyak-banyaknya demi meraih pundi-pundi rupiah.

Lalu, bagaimana jika seorang entrepreneur bukan hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan berupa uang, tetapi juga fokus untuk memberikan social impact pada masyarakat?

Hal tersebut kemudian dikenal dengan sociopreneur. Sociopreneur hadir bak pahlawan yang ditunggu-tunggu kedatangannya ditengah pandemi.

Berikut ini terdapat 8 contoh sociopreneur di Indonesia, yang dikutip dari Bisnis.com :
1.    Nazava Walter Filters, menghadirkan alternatif air minum yang mudah dan ekonomis.
2.    Sirtanio Organik Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia melalui sistem pertanian padi organik terpadu.
3.    SukkhaCitta, menaikkan citra kain yang dibuat oleh pengrajin dari pedesaaan.
4.    Waste4Change, layanan pengelolaan limbah dari hulu ke hilir untuk mengubah perilaku orang terhadap pemborosan.
5.    Kendal Arge Atsiri, menyuling daun cengkeh yang tidak terpakai menjadi minyak esensial alami.
6.    Mendekor, memberikan layanan mendesain, memproduksi dan menjual furniture serta dekorasi berkualitas tinggi namun terjangkau untuk perumahan dan komersial.
7.    Smash (Sistem Online Manajemen Sampah).
8.    Gandeng Tangan, penghubung bagi para pemilik usaha mikro yang membutuhkan pembiayaan dengan para investor yang ingin memberikan dampak sosial.

Delapan contoh sociopreneur di atas mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat. Namun, terdapat 1 contoh sociopreneur yang sangat familiar, yaitu perusahaan Gojek.

Kemunculan Gojek membantu menyelesaikan masalah ketidakjelasan tarif yang selama ini dikeluhkan baik pengemudi ojek maupun penumpang. Selain itu, Gojek juga membuka banyak lapangan kerja untuk masyarakat dan mengangkat citra profesi pengemudi ojek.

Dikutip dari Bisnis.com, menurut Peneliti LD FEB-UI Alfindra Primaldhi, “selama pandemi, mitra yang tergabung dalam ekosistem Gojek ini tidak membiarkan dirinya untuk jatuh. Jadi 85% mitra pengemudi Gojek ini mendapat bantuan dari ekosistemnya”.

Jika Gojek termasuk usaha sociopreneur, maka Pak Nadiem Makarim bak local heroes yang mucul ditengah-tengah masyarakat Indonesia.

Pandemi yang banyak memberikan dampak terutama dalam bidang ekonomi memang jadi masalah besar saat ini. Untuk itu, dibutuhkan kesadaran maupun uluran tangan untuk sama-sama bangkit menemukan solusi agar kondisi menjadi jauh lebih baik.

Kita semua memang butuh orang baik ditengah pandemi. Tapi, tidak menutup kemungkinan kita bisa jadi orang baik itu. Bukan hanya Pak Nadiem saja yang bisa menjadi local heroes, kita semua juga punya kesempatan yang sama.

Semangat ya, semoga pandemi segera berakhir.
Semoga bahagia selalu.