Kopi Keliling: Bukan Sekadar Minuman, Melainkan Bisnis yang Menjanjikan

Bisnis kopi keliling kian menjamur (Foto Bisniscom)

Bisnis kopi keliling kian menjamur (Foto Bisniscom)

Like

Kopi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dari sekadar minuman yang dinikmati di pagi hari hingga menjadi simbol sosial di berbagai kesempatan, kopi memiliki daya tarik yang tak terbantahkan.

Namun, seiring dengan berkembangnya tren bisnis, kopi keliling muncul sebagai model usaha yang menjanjikan.

Kira-kira bagaimana sih potensi bisnis kopi keliling, tren konsumen, dan tantangan yang dihadapi para pelaku usaha?
 

Potensi Bisnis Kopi Keliling 

Bisnis kopi keliling telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi kopi di Indonesia meningkat sebesar 5% per tahun, dengan total konsumsi mencapai 3,2 juta ton pada tahun 2021 (BPS, 2022).

Angka ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap kopi semakin meningkat, dan hal ini membuka peluang bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan tren tersebut. 

Kopi keliling menawarkan kemudahan bagi konsumen yang tidak memiliki waktu untuk mengunjungi kafe atau kedai kopi.


Dengan menggunakan kendaraan seperti motor atau gerobak, para penjual kopi keliling dapat menjangkau berbagai lokasi, mulai dari area perkantoran, kampus, hingga tempat keramaian lainnya.

Model bisnis ini tidak hanya fleksibel, tetapi juga memiliki biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan membuka kedai kopi tetap.

Menurut Statistik Kafe Indonesia (2023), biaya awal untuk memulai bisnis kopi keliling bisa mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 15 juta, tergantung pada peralatan yang digunakan. 

Baca Juga: 5 Pilihan Minuman Sehat Non-Kopi yang Cocok untuk Mengusir Kantuk
 

Tren Konsumen dan Preferensi 

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kualitas kopi, konsumen kini lebih memilih kopi yang disajikan dengan cara yang unik dan menarik.

Kopi keliling tidak hanya menawarkan rasa yang enak, tetapi juga pengalaman yang berbeda. Banyak pelaku usaha kopi keliling yang mengadopsi metode penyajian kreatif, seperti kopi dengan berbagai varian rasa, latte art, dan penyajian yang Instagramable.

Hal ini menarik perhatian generasi milenial dan Gen Z yang sangat aktif di media sosial.  Data dari Nielsen menunjukkan bahwa 70% konsumen kopi di Indonesia lebih memilih untuk membeli kopi dari pedagang keliling dibandingkan dengan kedai kopi tetap (Nielsen, 2022).

Ini menunjukkan bahwa model bisnis kopi keliling tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen akan kemudahan, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui pengalaman yang menarik.

Selain itu, dengan adanya pandemi COVID-19, banyak orang yang lebih memilih untuk menghindari kerumunan, sehingga kopi keliling menjadi pilihan yang lebih aman dan nyaman.