Kena Kritik dari Food Vlogger, Bagaimana Menghadapinya?

Ilsutrasi Food Vlogger sedang melakukan review makanan. Sumber gambar Adobe Express

Ilsutrasi Food Vlogger sedang melakukan review makanan. Sumber gambar Adobe Express

Like

Be-emers viralnya kritik dari food vlogger akhir-akhir ini, mendapat tanggapan dari berbagai kalangan, salah satunya Chef Degan Septoadji.

Di video pendek di akun YouTube Gastronusa, chef Degan mengatakan bahwa dia tidak pernah mencela makanan. 
 
Dan.. deg, bener banget, bagi umat muslim juga ada panutan, Rasulullah Muhammad juga tidak pernah mencela makanan. Why?

Ternyata begini ya efeknya..meskipun ini mungkin hanya sebagian, yaitu mungkin menyakiti bagi yang masak, penurunan omzet, pemecatan karyawan, dan menimbulkan rugi lain serugi-ruginya.
 

Food Vlogger dan Pemilik Bisnis Bisa Saling Menguntungkan 

Yang ditulis penulis ini memang bukan contoh makanan yang diulas, tetapi hanya sebagai bukti, bahwa sebenarnya food vlogger dan pemilik bisnis itu bisa saling menguntungkan.
 
Dulu, sebelum kritik food vlogger ini viral, penulis pernah ditunjukan sebuah video yang berisi ulasan gadget oleh suami.

Ulasan tersebut dilakukan oleh orang luar negeri, sayang penulis lupa nama akun Youtube-nya. 
Di video tersebut ditunjukkan kalau pengulas membanting sebuah ponsel merek A dari ketinggian tertentu, dan ternyata ponsel tersebut pecah.


Baca Juga: Food Vlogger Memberi Komplain, Ini Tips Menghadapinya untuk Pebisnis!

Lalu ia membandingkan dengan menjatuhkan ponsel merek B dari ketinggian yang sama, dan kebetulan tidak pecah. 

Penulis lalu berkomentar, “Lah kok gitu ya? Kasihan perusahaan yang membuat ponsel kan ya?”
Lalu suami berkomentar, “Tidak, justru tindakan para pengulas ini diperhatikan oleh para pelaku bisnis vlogger, untuk mengetahui kelemahan ponsel buatan mereka, dan sehingga mereka bisa terus melakukan perbaikan.

Selain.. para vlogger ini juga dapat keuntungan karena dapat membuat konten yang baik, viewer yang banyak, dan mungkin uang.”

Jawabku, “Oh…bener juga ya?”

Jadi intinya, para vlogger dan pelaku pebisnis bisa sama-sama untung kan?