Dari Kenaikan Cukai Hingga Bangun Bandara, Gimana Gudang Garam (GGRM) Jaga Kinerjanya?

cigarettes - canva

cigarettes - canva

Like

Meski di tengah pandemi Covid-19, PT Gudang Garam Tbk justru diketahui lagi menentukan strategi yang tepat buat jaga kinerja nih, Be-emers. Belum lagi, produsen rokok itu juga harus menghadapi sentimen kenaikan tarif cukai.

Enggak cuma itu, emiten dengan kode saham GGRM itu juga lagi disibukkan dengan pembangunan Bandara Kediri lho. Bahkan, dikutip dari laman Bisnis, Gudang Garam sudah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp2,5 triliun buat pembangunan bandara tersebut.

Sementara itu, total aset Gudang Garam, berdasarkan laporan keuangan hingga Juni 2020, diketahui naik hingga 0,65 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Enggak cuma itu, total kas GGRM bahkan melonjak hingga 302,15 persen secara tahunan.

Menurut Sekretaris Gudang Garam Heru Budiman, dikutip dari Bisnis, kas berlebih itu disebabkan kebutuhan modal kerja yang tinggi guna mempersiapkan peningkatan volume produksi dan adanya perpanjangan pembayaran cukai menjadi 90 hari. Adapun, relaksasi penundaan pembayaran cukai ini berlaku dari 9 April hingga 9 Juli 2020 dan diatur dalam PMK No. 30/PMK.04/2020.

Meski begitu, liabilitas Gudang Garam justru turun hingga 11,94 persen. Liabilitas itu pun terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp21,76 triliun dan jangka panjang Rp2,64 triliun.


Menghadapi berbagai tantangan, Gudang Garam masih akan mencermati pasar terlebih dulu nih, Be-emers. Di sisi lain, pihaknya justru enggak punya patokan strategi yang terlalu “baku” seperti kebijakan terhadap harga pokok penjualan (HPP) atau pangkas volume produksi.

Hal itu dilakukan supaya kinerja keuangannya enggak tergerus. Apalagi, cukai masih jadi komponen terbesar HPP.

Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1958 ini juga mengakui kalau saat ini rokok tengah mengalami penurunan daya beli. Nah, hal itu juga berdampak ke kinerja volume penjualan perseroan.

Adapun, di semester I/2020, volume penjualan Gudang Garam lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya. GGRM diketahui hanya membukukan volume penjualan 42,5 miliar batang.

Namun, pendapatan Gudang Garam justru naik 1,7 persen secara year-on-year. Sayangnya, seiring naiknya beban cukai yang enggak sebanding sama volume penjualan, laba perusahaan tembakau itu terpaksa ikut turun di semester I/2020 nih.