Pernah mendengar istilah bahasa, 'semakin tinggi semakin besar terpaan angin', tentu be-emers pernah mendengarnya bukan?
Tampaknya hal tersebut relate dengan 7 nasib perusahaan besar berikut. Meskipun sudah menempati posisi tertinggi dan berjaya, pada kenyataannya mengalami gulung tikar juga.
Tentunya banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga membuat perusahaan-perusahan tersebut tidak mampu bertahan dalam menghadapi guncangan, hingga pailit dan akhirnya gulung tikar.
Berikut tujuh perusahaan yang dimaksud!
7 Perusahaan di Indonesia yang Gulung Tikar
Berikut adalah 7 perusahaan di Indonesia yang gulung tikar, adakah yang jadi favorit kamu?
1. Tupperware
Sebagai perempuan, produk Tupperware terbilang cukup dekat dengan saya pribadi. Pada masanya, ada kebanggaan tersendiri ketika menggunakan produk tersebut. Mulai dari botol minum, box makanan dan lain sebagainya.
Namun, produk kebanggaan emak-emak kini tinggal kenangan karena pada April 2025. Masih baru banget ya, Be-emers.
Meskipun sudah bangkrut, jika saat ini ingin memiliki produknya, kamu masih bisa mencarinya di market place atau platform-platform jual beli lainnya.
2. Sritex
Sritex merupakan perusahan textile legendaris kebanggaan Indonesia. Pada masanya Sritex merupakan penyedia seragam militer bagi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), atau kini kita lebih mengenalnya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Selain itu, Sritex juga dipercaya menjadi produsen seragam tentara negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), pada masa itu.
Bukan hanya itu saja, sekitar 35 seragam militer telah dibuat oleh Sritex yang berasal dari pesanan berbagai negara, seperti Malaysia, Australia, Jerman dan lain sebagainya.
Namun, pada Maret 2025, Sritex dinyatakan bangkrut. Hal tersebut banyak disesalkan banyak orang, terlebih bagi para karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja di sana.
Duka tampak menyelimuti suasana perpisahan para karyawan.
3. Giant
Generasi milenial yang hobi jalan dan berbelanja pastinya akrab dengan ritel ini. Pada masanya Giant pernah merajai pasar ritel di Indonesia, sebagai ritel pilihan masyarakat untuk berbelanja kebutuhan harian.
Namun, ritel yang dimiliki Hero Group ini tidak bisa bertahan menghadapi perubahan perilaku belanja masyarakat dan juga tidak mampu bersaing dengan ritel online lainnya.
Sehingga pada pertengahan tahun 2021, banyak Giant menutup gerainya dan bangkrut pada Agustus 2023.
4. JD.ID
'JD.ID Dijamin Ori.' tagline salah satu e-commerce yang pernah berjaya pada masanya.
Sayangnya, sejak berdiri pada tahun 2015, e-commerce ini akhirnya menutup operasionalnya pada tahun 2023.
Persaingan ketat antar perusahaan e-commerce dan perubahan strategi bisnis global yang dilakukan perusahan induknya yaitu JD.com menjadi salah datu faktor utama kebangkrutan.
Pada akhirnya dinyatakan bangkrut pada Maret 2023.
5. Revlon
Revlon pernah menjadi brand kosmetik populer di Indonesia bahkan di dunia. Namun, ternyata juga mengalami pailit yang pahit. D
engan utang yang menumpuk dan sulitnya bersaing dengan brand kosmetik baru yang adatif dengan dunia digital membuat Revlon kewalahan. Pada akhirnya bsngkrut pada tahun 2022.
Namun, bagi be-emers yang menyukai produknya, tampaknya masih bisa mendapatkannya dari distributor-distributor lokal.
6. Njonja Meneer
Seperti namanya, perusahaan jamu ini sangat legendaris di Indonesia yang berdiri tahun 1919. Pastinya lebih tua dari usia Be-emers semuanya ya?
Njonja Meneer, ini sangat dikenal dengan kemasan yang khas dan dipercaya turun-temurun. Biasanya jamu ini akan dikenalkan dari ibu kepada puterinya khususnya pasca persalinan.
Namun, apa boleh buat, pada tahun 2017, perusahaan jamu ini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang karena lilitan utang dan menurunnya penjualan.
Meskipun begitu, nama besar Njonja Meneer tetap membekas dan menjadi legenda brand jamu di hati masyarakat.
7. Kodak
Photo ya Kodak, demikian saya pribadi mengenal brand ini. Perusahaan fotografi yang pernah merajai produksi film rol kamera.
Di Indonesia sendiri, kodok sangat populer pada era 90an dan awal 2000an. Namun, kini, Kodak telah menjadi barang antik.
Tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan digital, kodak menyatakan kebangkrutannya pada 2012.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.