Likes
Mengganti Subsidi Pupuk Dengan Subsidi Harga?
Di tengah berbagai resiko dan masalah dalam akses pupuk yang stabil oleh konsumen, muncul ide untuk menggeser pos subsidi pupuk kepada subsidi harga produk strategis itu sendiri. Lantas apakah hal ini efektif? Sebagaimana diketahui, permasalahan utama aktivitas usaha tani rakyat adalah daya saing harga ketika sampai di pasar. Minimnya daya saing produk, seperti: mudah rusak, memakan tempat, kualitas produk yang beragam, kontrol musim rendah, dan permasalahan pergudangan. Di samping produk segar itu sendiri, umumnya memiliki level paling bawah dalam hirarki rantai industri suatu produk. Permasalahannya, mensubsidi pangan dalam jangka waktu yang lama bisa berdampak pada membengkaknya anggaran pemerintah, yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain yang lebih besar manfaatnya. Terlebih ketika terjadi gejolak harga pangan seperti saat ini, yang mengakibatkan beban subsidi juga akan ikut melebar.Pada posisi ini, Badan Urusan Logistik (BULOG) memiliki peran yang strategis. Dengan adanya lembaga penjamin, fluktuasi permintaan dan penawaran komoditas pertanian bisa sedikit diredam melalui tangan lembaga ini. Namun, banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk sampai kesana. Sekedar mengembalikan peran BULOG, dengan kewenangan kredit langsung dari Bank Indonesia tentu sangat sulit dan beresiko bagi keuangan negara.
Sebagaimana diketahui, pasca krisis ekonomi 1998/reformasi, banyak sistem tatakelola sosial ekonomi yang mengalami perubahan, tak terkecuali tatakelola sektor pertanian. Salah satu kasus yang mencolok adalah reformasi di tubuh Badan Urusan Logistik (BULOG). Perubahan tata kelola dalam BULOG terutama bisa dilihat dari dicabutnya fasilitas pinjaman likuiditas Bank Indonesia untuk melakukan penyerapan pada komoditas pertanian rakyat. Selain itu perubahan BULOG menjadi persero (PT) juga menyebabkan terdistraksinya orientasi bisnis BULOG selain menjadi lembaga komersial, juga tetap mempertahankan fungsi sosial sebagai penyangga pangan (sesuai amanat Perpres 48/2016). Dualisme peran bulog ini tentu menjadi masalah dalam penerapannya.
Sebagai contoh, dalam kasus penyediaan stok pangan, BULOG sebagai lembaga komersial sah-sah saja mengambil stok dari luar negeri yang harganya lebih murah dibandingkan stok dari petani, meski saat itu sedang terjadi panen raya misalnya. Asalkan amanat stok nasional tetap terjaga. Apalagi ketika terjadi kembali kesimpang siuran data stok pangan nasional seperti biasa terjadi pada tahun-tahun kemarin. Akibatnya harga beras petani akan semakin jatuh dengan adanya pilihan impor ini. Padahal isu pemberdayaan petani, terutama petani miskin, adalah isu utama sebagaimana pembicaraan di awal tulisan ini. Dimana rendahnya kualitas produk petani adalah suatu permasalahn yang juga harus dipecahkan.
Hal yang paling krusial dipersiapkan adalah keberadaan data produksi berbagai produk strategis di atas. Permasalahan simpang data beras yang terjadi hingga saat ini, merupakan hal yang perlu terlebih dahulu dibenahi. Keberadaan data yang kredibel, menjadikan adanya satu acuan dalam kebijakan menjaga stok pangan serta harganya. Sehingga petani, yang juga bisa dikategorikan pengusaha, bisa merencanakan dengan lebih baik usaha taninya. Oleh karena itu, butuh strategi yang inklusif untuk menetapkan subsidi yang optimal sehingga petani bisa tetap diuntungkan dalam melakukan usaha taninya, di samping juga terstimulasi untuk terus menanam tanaman pangan (menjaga fungsi ketahanan pangan).
Rekomendasi: Penguatan Peran Resi Gudang & Perbaikan Data
Untuk memecahkan masalah stok, tata kelola pengaturan stok harus dilakukan dengan lebih jelas. Akan sulit untuk mengatakan apakah satu kebijakan itu lebih baik dalam menjaga stok dibandingkan pilihan kebijakan lainnya jika informasi yang dijadikan acuan pengambilan kebijakan masih bersifat simpang siur. Oleh karena itu perbaikan data adalah hal yang paling krusial dalam penyusunan kebijakan yang kredibel dalam bidang apapun, terutama dalam hal pangan.Perbaikan data ini tentu memiliki konsekuensi koordinatif, dimana data ini harus dianggap kredibel oleh seluruh stakeholder pengambil kebijakan pangan. Konsekuensinya perlu ada pelibatan berbagai stakeholder tersebut, disamping adanya kepemimpinan yng kuat dalam mengorkestrasi penyusunan data tersebut. Uji kredibilitas ini bisa ditunjukkan dari konsistensi data tersebut ketika muncul complain terkait dilapangan. Dari sini, permasalahan stabilisasi stok petani bisa dimulai.
Salah satu instrument yang bisa dimanfaatkan sebagai penjaga stok dilapangan adalah sistem resi gudang (SRG). Sistem ini merupakan sebuah sistem yang memungkinkan petani menyimpan hasil panennya dalam suatu gudang yang menerbitkan resi, yang digunakan sebagai bukti kepemilikan atas komoditas yang disimpan, dan melepaskan hasil panen ke pasar dengan harga yang lebih tinggi (Fauzi, 2023). Sehingga ada dua fungsi di sini, yakni fungsi kestabilan harga, dan fungsi pembiayaan.
Masalahnya SRG masih belum popular digunakan oleh mayoritas petani. Permaslaahannya adalah sebaran gudang yang menawarkan jasa resi masih belum merata diberbagai daerah. Selain itu gundang-gundang yang diperuntukkan untuk memfasilitasi mekanisme resi ini kerap tidak memenuhi syarat. Selain itu sosialisasi yang belum merata, dan kesulitan birokrasi yang mensyaratkan kualitas tertentu terhadap produk mengakibatkan SRG kalah popular dibandingkan perolehan dana segar dari tengkulak.
Pada level ini lah anggaran subsidi pupuk dianggap bisa berperan. Dengan anggaran yang besar, perbaikan dan penguatan SRG diharapkan bisa dilakukan secara serius dan lebih terfokus. SRG yang berjalan secara optimal diharapkan bisa berjalan beriringan dan sekaligus menjadi alat evaluasi data ketersediaan pangan sebagaimana disebutkan di atas.
Selain itu rekomendasi yang bisa dan perlu terus dilakukan pada jangka panjang adalah perbaikan infrastruktur logisitik. Sementara pada masa yang lebih panjang, adalah memikirkan strategi peningkatan daya saing di level sektor pertanian ke sektor-sektor sekunder maupun tersier.
Baca Juga: Jadi Petani Otodidak, Kenapa Enggak?
#BisnisMudaWritingCompetition2025 #writingcompetition2025 #BisnisMudaxPupukKaltim
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.