Karyawan Startup yang Bermimpi 'Slow Living'

Like

Pertanian di Pematangsiantar

Selama satu tahun saya bekerja dengan skema ‘work from anywhere’ dari perusahaan, saya sangat beruntung bisa menikmati kota kecil modern yang masih hijau ini. Anak skena yang tinggal di Jakarta mungkin menyebutnya sebagai ‘slow living’.

Saya melihat bahwa hanya berjarak satu atau dua kilometer dari rumah, banyak orang tua menggarap sawah di sepanjang jalan Melanthon Siregar dan Bahkora II.

Dikutip dari Sensus Pertanian di Kota Pematangsiantar pada tahun 2023, jumlah unit usaha pertanian di Pematangsiantar tercatat sebanyak 6.076 unit. Dari total tersebut, hampir seluruhnya merupakan Usaha Pertanian Perorangan (UTP), yaitu sebanyak 6.067 unit.

Jika dilihat berdasarkan subsektornya, usaha pertanian perorangan paling banyak bergerak di bidang tanaman pangan sebanyak 3.775 unit atau sekitar 62,22 persen dari total UTP. Kecamatan dengan jumlah UTP terbanyak adalah Siantar Marimbun, dengan total 1.794 unit atau setara dengan 29,57 persen dari total UTP di Kota Pematangsiantar.

Pas! Jalan Melanthon Siregar dan Bahkora II juga merupakan bagian dari Kecamatan Siantar Marimbun.


Jalanan tersebut sering saya lalui dengan sepeda motor sendirian saat sudah 'clock-out' bekerja dari depan laptop.

Kawasan tersebut memang menjadi tempat favorit saya untuk menikmati berakhirnya hari pada masa itu. Apalagi banyak anak muda yang meromantisasi jalanan dengan area hijau persawahan tersebut dengan kedai kopi dengan tema ‘alam’.

Baca Juga: Tetap Bertani untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan Walau Kondisi Cuaca Sedang Tidak Baik-baik Saja


Pensiun dengan bertani

Sebagai pekerja startup, agaknya perjalanan saya untuk benar-benar memutuskan 'full-time' bertani masih sangat panjang. Tapi, saya sama sekali tidak menyesal pernah bekerja dari rumah di Pematangsiantar selama satu tahun.

Pada tahun 2022, saya akhirnya memberanikan diri membeli sebidang tanah di sana berkah dari uang pesangon yang saya dapatkan dari perusahaan teknologi setelah di-PHK juga.

Pada saat itu, saya melihat sebidang tanah di Pematangsiantar adalah investasi. Tetapi, bukan tidak mungkin tanah tersebut nantinya akan menjadi mata pencaharian saya kalau-kalau sudah tidak betah lagi dengan iklim bekerja di ibukota.

Pun sebenarnya saya sangat dekat dengan sektor pertanian karena orangtua saya masih menggarap usaha pertanian sebagai usaha menolak tua di masa pensiunnya.

Hal ini didukung oleh usaha Pupuk Kaltim yang secara aktif mendukung permintaan petani di wilayah Sumatra, seperti yang saya baca di salah satu artikel di Bisnis.com. Seingat saya, orangtua pernah bercerita kalau produk Urea Daun Buah adalah andalannya selama mengolah area tanaman aren.

Pelan-pelan akan saya pelajari cara menanam benih hingga panen dari orangtua saya. Setelah itu, akan saya ceritakan tentang potensi Pematangsiantar sebagai kota pensiun ideal bagi para tech bros dari kota besar.