Like
Peran Petani Muda Melek Teknologi di Pedesaan
Fenomena aging farmers sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga dalam tataran global.Berbagai kebijakan insentif digelontorkan agar petani berusia muda mau bergeser ke desa dan berkarier di sektor pertanian.
Dikutip dari jurnal Peranan Petani Milenial Mendukung Hasil Pertanian di Indonesia yang dipublikasikan di Forum Penelitian Agro Ekonomi, pekerjaan pertanian di kalangan anak muda identik dengan pemanfaatan teknologi untuk memunculkan ide cemerlang seperti startup.
Beberapa contoh startup di bidang pertanian Indonesia antara lain Eratani, Lokatani, Elevarm dan lain sebagainya.
Pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor pertanian juga sedang digalakkan oleh pemerintah, berbekal belajar dari pemerintah Belanda.
Penerapan AI di sektor pertanian bisa berupa pengumpulan data cuaca, kontur, hingga kesuburan tanah.
Baca Juga: Sawah, Startup, dan Semangat Anak Muda Mewujudkan Kedaulatan Pangan
Petani juga kini sedang diupayakan untuk mendapatkan penyuluhan seperti rekomendasi waktu hingga persentase pupuk yang dibutuhkan, yang bisa didapatkan dengan mengadopsi AI dalam keseharian kerja.
Di sinilah pentingnya dukungan dari semua stakeholders, termasuk industri pupuk nasional seperti Pupuk Kaltim, yang tidak hanya berperan sebagai produsen pupuk, tetapi juga aktif mendorong digitalisasi di sektor pertanian.
Melalui program-program edukatif dan kolaboratif, Pupuk Kaltim turut membantu petani muda mengoptimalkan hasil pertanian secara berkelanjutan dengan pendekatan berbasis teknologi.
Perpaduan antara semangat generasi muda dan dukungan inovasi dari pelaku industri menjadi kunci membangun masa depan pertanian Indonesia yang lebih tangguh.
Jadi, kalau teknologi benar-benar bisa diaplikasikan di desa, ‘tech bros’ sungguh-sungguh ingin bertani atau hanya bualan semata?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.