Pupuk Hayati dari Pupuk Kaltim: Solusi Mewujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia

Petani pengguna Pupuk Ecofer dan Biodex (photo by: Dakanus)

Petani pengguna Pupuk Ecofer dan Biodex (photo by: Dakanus)

Like

Be-mers pasti sudah tahu, negara Indonesia saat ini lagi gencar-gencarnya untuk mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia. Bahkan pemerintah mulai memotivasi para muda-mudi untuk bertani. Hal ini juga dibantu oleh peran Dinas Pertanian setempat yang sering melakukan penyuluhan kepada petani untuk meningkatkan hasil panen. Mulai dari penggunaan pupuk hingga teknik dalam bertani. Namun, tahu enggak sih, Be-mers? ada satu hal yang sering dilupakan nih. PERTANIAN BERKELANJUTAN! Tidak sekedar bertani saja, tapi kita perlu melakukan pertanian yang berkelanjutan.

Pertanian keberlanjutan merupakan cara untuk menekan dampak negatif dalam pemanfaatan sumber daya, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui untuk proses produksi pertanian (Upland, 2022). Salah satu contohnya adalah kesuburan tanah. Tanah tidak hanya berperan sebagai media tanam saja, namun juga berperan memberikan nutrisi pada tumbuhan.

Namun nyatanya unsur hara yang ada di tanah kurang memadai untuk menunjang produktivitas hasil panen. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kimia menjadi salah satu alternatif yang berperan penting. Namun tentunya yang berlebihan tentu saja tidak baik, seperti yang Be-mers ketahui juga walaupun pupuk kimia telah didesain dan dibuat dengan proses ketat namun dampak dari pupuk kimia ini juga nyatanya menyebabkan polusi tanah, air, emisi gas rumah kaca, hingga degradasi lahan (Fadiji et al., 2024). Kesuburan tanah juga tidak lepas dari peran mikroorganisme yang ada pada tanah. Sayangnya, mikroorganisme yang ada di tanah akan berkurang akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

 

SOLUSI HIJAU: INOVASI PUPUK HAYATI PT. PUPUK KALTIM

PT. Pupuk Kaltim—Salah satu perusahaan pupuk terbesar di Indonesia, berinovasi dengan produk pupuk hayatinya. Pupuk Hayati adalah pupuk yang berbahan aktif organisme hidup (mikroba) yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman (Riyanti et al, 2015).

Penggunaan pupuk hayati dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia, Artinya penggunaan pupuk hayati ini sejalan dengan pertanian berkelanjutan karena tidak hanya meningkatkan produktivitas hasil panen namun juga tetap menjaga kesuburan tanah. Oleh karena itu, inovasi pupuk hayati dari PT. Pupuk Kaltim ini sangat sejalan dengan Pertanian berkelanjutan.


Beberapa produk seperti Ecofert yang memiliki kandungan jamur Aspergillus Niger yang dapat meningkatkan kandungan Kalium dan fosfor pada tanah (mundim et al., 2022). Beberapa bakteri seperti Pseudomonas Mendocina, Bacillus Subtilis dan Bacillus Flexus merupakan bakteri yang dapat membantu merangsang pertumbuhan tanaman (PGPR), bakteri PGPR ini dapat meningatkan penyerapan nutrisi dengan meningkatkan pertumbuhan akar primer.

Bakteri Bacillus dan Pseudomonas juga berperan mengubah fosfat hingga dapat diserap tanaman. Bakteri Bacillus Flexus dan Bacillus Subtilis pada Ecofert juga dapat meningkatkan kekebalan tanaman karena bakteri ini termasuk bakteri yang berpotensi sebagai agent control Nematoda Meloidogyne; tidak hanya itu, interaksi antara Bacillus Subtilis dan jamur Aspergillus secara teori dapat mendegredasi adanya kontaminan pada tanaman.

Salah satu petani sawit binaan kawan kami, merasakan adanya perbedaan dimana penggunaan pupuk kimia sudah bisa dikurangi, Hal ini juga dapat menekan biaya belanja pupuk petani. Sebelumnya para petani memerlukan 3 kg per pokok untuk tanaman sawit, namun dengan penggunaan pupuk hayati; penggunaan pupuk kimia bisa digunakan hanya dengan dosis 2,5 kg per pokok. Setelah 6 bulan penggunaan Pupuk Hayati Ecofert permukaan struktur tanah agak berbeda dan memiliki seperti kotoran cacing yang muncul di atas permukaan tanah. Tanaman juga berubah menjadi lebih segar.

Tidak hanya Ecofert, namun biodekomposer seperti BIODEX dan BIOTARA juga sangat membantu para petani dalam melakukan pertanian berkelanjutan.