P2P Lending - Canva
Likes
Selain investasi di pasar saham atau di aset safe haven, ada instrumen alternatif lain yang mungkin bisa kamu coba nih, Be-emers. Salah satunya yaitu peer-to-peer (P2P) lending.
Menurut Peraturan OJK (POJK) No.77/POJK.01/2016, P2P lending merupakan layanan pinjam-meminjam uang secara langsung antara debitur (borrower) dan kreditur (lender) yang berbasis informasi, alias tanpa perantara.
Kalau kamu berinvestasi di P2P lending, kamu biasa disebut sebagai seorang lender. Adapun, dari catatan Bisnis, hingga Mei 2020 sudah ada 33 fintech P2P lending yang sudah mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Di sisi lain, diketahui pengusaha rumahan, skala kecil dan menengah, hingga pengusaha online makin banyak yang mencari pendanaan melalui fintech P2P lending. Hal itu karena P2P dinilai punya keunggulan, seperti:
- Bisa mengakomodasi kredit tanpa agunan,
- Berpeluang menjadi tumpuan sebagai pencari dana untuk membangkitkan bisnis mereka
Nah, hal itu bisa kamu manfaatkan untuk mulai mencoba investasi di P2P lending. Meski begitu, kamu juga perlu untuk memperhatikan sejumlah hal ini agar investasi kamu aman dan nyaman.
Dikutip dari laman Bisnis, ini tips aman berinvestasi di di P2P lending
Jangan Salah Pilih Borrower
Namanya memberikan pinjaman atau menggelontorkan uang untuk diinvestasikan ke bisnis orang lain, tentunya kamu enggak mau uang kamu lenyap gitu aja kan?Makanya, penting untuk kamu memilih kreditur (borrower) yang potensial, Caranya, kamu bisa lihat dari sejumlah aspek, seperti:
- Rekam jejak baik,
- Pasar yang masih ramai, dan
- Prospek yang potensial
Enggak ada salahnya untuk lebih selektif kok. Hal itu perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko gagal bayar pada masa depan.
Menurut Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede, pelaku e-commerce di pangsa pasar makanan kemasan dan para pelaku UMKM dengan proyek invoice bisa jadi pilihan yang aman.
Coba ke Invoice Financing
Buat kamu yang belum tahu, Invoice Financing ini artinya pelaku usaha yang menjadi borrower sudah menyelesaikan pekerjaan atau proyeknya, tetapi belum menerima pembayaran dari payor.Nah, portofolio dari invoice financing ini dinilai lebih aman dan lebih memiliki kepastian dibanding pre-invoice financing. Soalnya, dalam pre-invoice, borrower memang mengajukan pinjaman baru sebagai modal awal dalam melaksanakan pekerjaan atau bisnisnya.
Makanya, kamu bisa melihat status payor dan nilai proyeknya terlebih dahulu. Soalnya, platform tekfin P2P lending biasanya bekerja sama dengan para payor, dimana platform berperan sebagai penyelenggara pembiayaan rantai pasok bagi para mitra payor.
Nah, kalau ada kerjasama rantai pasok seperti ini, semua pihak bisa lebih diuntungkan. Kamu sebagai lender pun bisa jadi lebih tenang.
Pilih Platform yang Kredibel dan Sesuai Karakter
Hal paling penting, dan enggak boleh terlewat sama sekali adalah pastikan platform lending yang kamu pilih sudah resmi terdaftar dan ada dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Selain itu, kamu pun perlu untuk memilih platform sesuai dengan karakteristik dan minat kamu lho! Soalnya, setiap platform biasanya punya segmen berbeda.
Diversifikasi Pendanaan
Melakukan diversifikasi tentu saja jadi hal yang lumrah dilakukan ketika ingin berinvestasi. Ibaratnya, lebih baik untuk menaruh sejumlah telur di tempat berbeda dibanding dalam satu keranjang yang sama guna mengurangi risiko kerugian dalam jumlah besar.Begitu juga ketika kamu berinvestasi di P2P lending, diversifikasi pun perlu dilakukan. Kmau bisa menyebarkan danamu di setiap profil risiko yang ditawarkan. Adapun, semakin berisiko nilai pendanaan terhadap suatu borrower, maka akan memiliki return lebih tinggi.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.