Reksa Dana Campuran Dinilai Lebih Fleksibel di Tengah Volatilitas Bursa, Ini Alasannya

Investment - Canva

Investment - Canva

Like

Seperti yang kita tahu nih, bursa tengah mengalami volatilitas selama masa pandemi Covid-19 ini. Sementara itu, kinerja reksa dana juga diketahui mengalami kinerja yang cukup tertekan.

Sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun 21,49 persen sepanjang tahun berjalan, kinerja reksa dana campuran diketahui juga turun 11,11 persen secara year-to-date. Meski begitu, kinerja reksa dana saham justru lebih merosot tajam, dengan penurunan hingga 23,94 persen.

Di sisi lain, reksa dana campuran justru dinilai lebih fleksibel dalam mengatur komposisi aset dasar di tengah volatilitas bursa lho, Be-emers. Kok bisa sih?

Baca Juga: Ini Peluang Reksa Dana Campuran di Tengah Pandemi
 

Bobot Saham Lebih Dominan

Reksa dana campuran punya underlying asset beragam, seperti saham, surat utang, dan pasar uang. Adapun, porsi alokasi aset dari setiap aset dasar ini enggak boleh melebihi 79 persen.

Menurut Direktur Panin Asset Mana­gement Rudiyanto, dikutip dari Harian Bisnis Indonesia, kebanyakan produk reksa dana campuran di Indonesia itu punya bobot saham yang lebih besar dalam underlying asset dibanding aset obligasi maupun pasar uang.

 

Ditopang Obligasi

Perlu kamu ketahui, saat ini kebanyakan manajer investasi menggunakan modified duration (risiko obligasi) di atas 5 untuk obligasi. Nah, durasi di atas lima tersebut berarti punya risiko tinggi.

Kalau menurut Head of Invest­­ment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana, kinerja reksa dana cam­puran ditopang dari kinerja salah satu aset dasar penyusunnya, yakni obligasi. Soalnya, obligasi lagi beruntung karena tren suku bunga rendah.

Salah satunya, obligasi yang diterbitkan pemerintah ritel yang saat ini tengah diminati sama investor, terutama milenial. Nah, hal itu juga mencuri perhatian para manajer investasi demi mendapatkan return produk reksa dana yang lebih moncer.

Reksa dana dan obligasi ritel ini dinilai enggak bersaing satu sama lain lho. Soalnya, beberapa manajer investasi juga menggunakan obligasi ritel untuk underlying asset produk reksa dana!

Baca Juga: Mau Tambah Portofolio? Reksa Dana Campuran Bisa Jadi Pilihan Sebelum Masuk ke Saham