Sempat Tertekan, Akankah Reksa Dana Membaik di Akhir Tahun 2020?

Think - Canva

Think - Canva

Like

Dari sekian banyak instrumen investasi, reksa dana jadi salah satu instrumen yang dinilai cocok banget sama pemula nih.

Soalnya, dengan pengetahuan yang masih terbatas, investasi kamu sudah bisa dikelola sama manajer investasi. Enggak heran, dilansir dari laman Bareksa, jumlah investor reksa dana hingga 30 Juli 2020, tercatat meningkat hingga 30,50 persen lho, Be-emers!

Meski begitu, di tahun yang penuh tantangan ini, sejumlah sentimen memang sempat menekan kinerja reksa dana nih, Be-emers.

Apalagi, berdasarkan data Infovesta Utama, yang dilansir dari laman Bisnis, di kuartal III/2020, reksa dana saham dan reksa dana campuran harus membukukan imbal hasil negatif.

Soalnya, kinerja keduanya sejalan dengan indeks harga saham gabungan yang terkoreksi -0,72 persen dalam periode yang sama.


Baca Juga: Di Tengah Volatilitas Pasar, Ini Opsi Cuan untuk Reksa Dana

Menurut CIO Principal Asset Management Ni Made Muliartini, kinerja pasar yang tertekan di akhir kuartal disebabkan oleh sentimen dalam negeri seperti pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II dan ketidakpastian pada landscape kelembagaan moneter.

Ia pun memprediksi kalau sentimen tersebut diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir tahun lho!

Di sisi lain, reksa dana pendapatan tetap menjadi yang paling moncer dengan imbal hasil 2,75 persen, diikuti oleh reksa dana pasar uang yang mencatat imbal hasil 1,14 persen sepanjang kuartal ketiga tahun 2020.

Meski begitu, Ni Made memprediksi kalau di kuartal keempat tahun 2020, kinerja reksa dana bakal membaik kok. Hal itu disebabkan adanya sejumlah asumsi yang dapat menjadi katalis positif, seperti:
Percepatan belanja pemerintah untuk memberi sokongan pertumbuhan
  • Perbaikan penanganan pandemi yang kemudian dapat menekan angka kasus baru
  • Harapan vaksin yang memasuki tahap-tahap akhir uji coba klinis dan dapat segera diproduksi dan didistribusikan.
  • Ada harapan mulai dibukanya aktivitas ekonomi
  • Mulai membaiknya kinerja perusahaan publik.

Nah dengan asumsi tersebut, menurutnya, aset yang diandalkan untuk menghasilkan imbal hasil paling tinggi tentunya kelas aset saham.

Adapun, untuk kamu yang mau coba investasi di reksa dana syariah, ada reksa dana Islamic Equity Growth Sharia (IEGS) dan IAPEC (Islamic Asia Pacific) yang merupakan produk syariah global.

Baca Juga: Ini Reksa Dana yang Dinilai Cuan di Tengah Bayang Resesi