Airbnb Bakal IPO, Apa Sih Pemicunya?

Hotel - Freepik

Hotel - Freepik

Like

Dalam hal pendanaan, selama ini mungkin perusahaan rintisan identik dengan modal ventura atau angel investor. Namun, startup juga bisa kok dapat pendanaan lewat pasar modal!

Bursa memang membuka peluang untuk perusahaan rintisan melakukan Initial Public Offerings (IPO) dan mencatatkan perusahaannya di bursa sebagai perusahaan terbuka (emiten).

Nah, baru-baru ini, salah satu perusahaan rintisan di sektor akomodasi dan penginapan, yakni Airbnb Inc. diketahui berencana untuk melakukan IPO nih, Be-emers. Wacana tersebut pun kabarnya akan dilakukan pada Desember 2020 nanti.

Adapun, diketahui dari laman Harian Bisnis Indonesia, dari rencana IPO tersebut, Airbnb optimis bisa mengembalikan valuasinya ke angka US$30 miliar.

Sebenarnya, rencana ini memang sempat tersiar di pertengahan tahun 2020. Namun, ternyata kondisi sektor pariwisata yang terkena imbas pandemi Covid-19, bikin Airbnb harus menunda dulu niat tersebut.
 

Kinerja Airbnb

Bukan rahasia lagi kalau sektor pariwisata, perjalanan, dan penginapan di seluruh dunia tentu enggak bisa menghindar dari dampak pandemi. Begitu juga yang dialami Airbnb.


Berdasarkan kalkulasi terbaru CB Insight, valuasi Airbnb turun tajam hingga mentok di di posisi US$18 miliar. Sedangkan pada Maret 2020, valuasinya masih sebesar US$31 miliar.

Selain itu, kinerja keuangan Airbnb pun menyusut hingga 67 persen di kuartal II/2020. Alhasil, rapor perusahaan yang didirikan sejak 2008 itu masih masuk dalam kategori merah.
 

Alasan Ingin IPO

Rencana IPO dari Airbnb ini cukup mengejutkan lho, Be-emers. Pasalnya, kondisi sektor pariwisata dan perjalanan pun masih terhadang pandemi yang belum tahun kapan selesainya.

Namun, rupanya hal ini bukan main-main. Airbnb punya dua alasan kuat kenapa perusahaannya perlu melantai di pasar modal.

Dengan peningkatan pelanggan yang cukup pesat pada Juli 2020, Airbnb pun jadi punya kepercayaan untuk pemulihan kinerjanya. Hal ini juga jadi sinyal kalau industri pariwisata berbasis teknologi bakal punya peluang untuk bangkit jauh lebih cepat dibanding industri pariwisata dan hotel konvensional.

Selain itu, alasan lainnya adalah adanya desakan dari pegawai yang makin kuat. Desakan ini sudah terendus sejak pertengahan 2019, dimana sekitar 6.000 karyawan senior mengajukan tuntutan terbuka kepada para petinggi perusahaan untuk segera IPO.

Adapun, para karyawan melakukan hal itu karena mau melepas kepemilikan mereka selagi Airbnb sedang berada di posisi di atas angin. Ditambah, saham-saham yang dimiliki ribuan karyawan tersebut bakal kadaluarsa secara berkala mulai November 2020 hingga pertengahan 2021 nih!

Waduh, kita lihat lagi nanti, kira-kira perusahaan asal San Fransisco ini bakal beneran IPO dan berbalik cuan enggak ya?

Baca Juga: Sempat Terdampak Pandemi, Traveloka Mulai Galang Pendanaan Lagi