Apa Untung-Ruginya Ekonomi Indonesia Kalau Trump atau Joe Biden Terpilih di Pilpres AS? Begini Kata Ekonom

America - Canva

America - Canva

Like

Pada 3 November 2020, seluruh rakyat Amerika Serikat memilih calon presidennya nih, Be-emers. Berbeda dari sebelumnya, pemilihan Presiden AS kali ini dilakukan lewat sistem mail-in-voting.

Dua calon presiden, yakni Joe Biden dan Donald Trump, tentunya punya kelebihannya masing-masing.

Enggak cuma itu, penentuan siapa yang bakal jadi orang nomor satu di “Negeri Paman Sam” ini juga dinilai bisa menentukan ekonomi Indonesia, salah satunya terkait perdagangan kedua negara.

Dikutip dari laman Bisnis, begini untung-ruginya kalau Trump atau Joe Biden yang terpilih di Pilpres AS terhadap ekonomi Indonesia menurut ekonom.

Baca Juga: Amerika Serikat, Negara Penghasil Miliarder Terbanyak di Dunia
 

Dampak Ekonomi & Perdagangan

Menurut Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi, kalau Donald Trump terpilih lagi jadi Presiden AS, kebijakan proteksionisme AS akan berlanjut dan dampaknya akan kurang baik bagi Indonesia lho.


Di sisi lain, kemenangan Joe Biden untuk jadi Presiden AS justru diprediksi bakal lebih menguntungkan ekonomi Indonesia secara jangka panjang.

Biden dinilai bakal bisa memperkuat kebijakan globalisasi dan perdagangan bebas. Hal itu tentunya bisa menguntungkan ekspor Indonesia nih, Be-emers.
 

Pengaruh ke Pasar Modal

Sementara itu, untuk jangka pendek, terpilihnya presiden AS akan mempengaruhi pasar finansial melalui pergerakan bursa saham regional dan yield US treasury.

Di AS sendiri, pasar dinilai akan lebih bereaksi positif jika Trump menang. Soalnya, korporasi di AS justru lebih memihak Trump karena kebijakannya terkait pajak lebih menguntungkan korporasi.

Namun, Eric menilai, sulit untuk memprediksi bagaimana indeks bursa-bursa saham Asia akan bereaksi terhadap sentimen tersebut.

Berbanding terbalik, kebijakan Biden justru lebih mengarah ke welfare state, yang mana pengenaan pajak terhadap masyarakat kelas atas dan korporasi dilakukan untuk membantu masyarakat kelas menengah dan bawah.

Hal itu malah bakal membuat korporasi dan pelaku di pasar finansial akan menghadapi risiko ketidakpastian terkait dengan kebijakan di negara tersebut.

Terakhir, pasar juga mesti bersiap jika Trump kalah dalam Pilpres AS. Soalnya, ketika Trump enggak terima akan keputusan tersebut, pasar di AS bisa volatile sampai ada keputusan supreme court lho!

Waduh, kita tunggu saja deh hasil pengumuman presiden terpilih Amerika Serikat pada 6 Januari 2021 mendatang!

Baca Juga: Reksa Dana Apa yang Dinilai Prospektif di Tengah Sentimen Pilpres AS & Suku Bunga The Fed?