Pertumbuhan BRIS Diprediksi Lampaui Bank Konvensional Usai Merger, Ini Alasannya

Syariah Bank - Canva

Syariah Bank - Canva

Like

Merger bank syariah BUMN memang sudah disepakati dan secara resmi dimulai tahun 2021 mendatang. Bank hasil merger tersebut pun bakal melangkah dengan nama Bank Syariah Indonesia (BSI).

Lahirnya BSI pun jadi harapan baru nih buat performa perbankan syariah dalam negeri nih, Be-emers.

Bahkan, menurut Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dikutip dari Bisnis, pertumbuhan BSI bakal melampaui bank konvensional lho! Apa saja faktor pemicunya?

Baca Juga: Bank BUMN Syariah Bakal Merger, BRIS Fokus Jaga Kinerja

Kehadiran BSI telah didukung oleh jangkauan cabang serta pegawai dalam jumlah besar. 


Dengan Selain itu, didukung teknologi, SDM dan manajemen risiko diharapkan mendorong BSI menjadi bank kompetitif untuk meningkatkan peran ekonomi Islam dan produk halal.

Selain itu, BSI juga membawa keunggulan masing-masing dari bank induknya. Misalnya BRI dengan segmen mikro, BNI segmen konsumer, dan Bank Mandiri segmentasi wholesale, yang ketiganya bakal mendorong kompetisi semakin lengkap.

Kartika menilai, selama ini, Indonesia belum banyak menggunakan keuangan syariah untuk membangun infrastruktur, seperti sukuk yang di antaranya untuk pembiayaan tol dan pembangkit listrik.

Adapun, ia juga mengatakan kalau pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) dan aset syariah selama ini memang lebih tinggi dari bank konvensional lho.

Dirinya pun berharap, kehadiran BSI bisa jadi liaison yang menghubungkan dengan pasar global sukuk.

Sementara itu, terkait sahamnya, merger bank syariah BUMN ini bakal tetap menggunakan kode saham BRIS.

Terpantau, hingga penutupan perdagangan bursa hari ini (17/12), saham BRIS bergerak cukup fluktuatif nih, Be-emers. BRIS ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,47 persen dan parkir di level 2.130.

Baca Juga: Enggak Setuju Merger Bank Syariah BUMN? Begini Tahapan Jual Saham BRIS ke BRI