Apa yang Bikin Gojek Tertarik Investasi ke Bank Jago?

Online Driver - Canva

Online Driver - Canva

Like

Akhir-akhir ini, sejumlah startup bervaluasi tinggi mulai terlihat "aktif" untuk melakukan aksi korporasi nih, Be-emers. Salah satunya yakni yang dilakukan sama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek).

Perusahaan rintisan yang didirikan oleh Nadiem Makarim tersebut diketahui telah memegang 22 persen saham PT Bank Jago Tbk. 

Nah, apa sih yang bikin Gojek tertarik buat melakukan investasi ke Bank Jago?

Baca Juga: Dinilai Bakal Cuan, Entitas Merger Gojek-Grab Bakal Jadi Incaran Investor
 

Antisipasi Penurunan Pendapatan

Di satu sisi, berdasarkan info di laman Bisnis, investasi yang dilakukan sama startup decacorn ini ke Bank Jago dinilai sebagai upaya untuk mengantisipasi penurunan pendapatan. 

Selain itu, pandemi Covid-19 pun diperkirakan masih akan menghantam bisnis transportasi online pada tahun depa. Makanya, hal itu dinilai berisiko membuat pendapatan Gojek makin tergerus.

 

Ekosistem Cuan

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, investasi yang dilakukan Gojek merupakan bagian dari strategi perusahaan digital untuk menciptakan ekosistem yang lebih menguntungkan.

Bahkan, ia memprediksi, Gojek telah melihat, ke depan mobilitas masarakat masih akan terbatas. Sehingga, layanan yang sifatnya sentuhan secara fisik pun bakal terdampak.

Enggak cuma itu, dengan investasi yang digelontorkan Gojek senilai Rp2,25 triliun ke perbankan, Gojek berpeluang buat mendapat pengembalian nilai investasi yang bakal lebih tinggi dan lebih cepat.   

Bhima juga menduga, selama ini Gojek telah kehilangan potensi pendapatan yang enggak sedikit untuk transaksi Gopay.

Misalnya nih, dalam hal top up Gopay, biasanya dikenakan biaya Rp1.000 untuk biaya administrasi, maka per 1 juta trasaksi, Gopay kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp1 miliar. Nah, hal ini yang coba dimaksimalkan Gojek dengan investasi ke Gojek.

Investasi yang dilakukan Gojek, kata Bhima, dinilai terjadi pada waktu yang tepat. Saat ini, sejumlah perbankan sedang mengalami kesulitan likuiditas akibat kredit macet.

Perbankan pun membutuhkan dana segar. Dari sisi valuasi, Bank Jago lebih murah dibandingkan dengan bank di Buku III dan Buku IV.

Adapun, ke depannya, menurut Bhima, kolaborasi Gojek dengan Bank Jago akan mengarah pada peminjaman berbasis digital. Dengan pusat data yang dimiliki Gojek, Bank Jago mendapat profiling kreditur yang lebih akurat.