Penerbitan SBN dan Obligasi Korporasi Diprediksi Moncer di 2021, Ini Pemicunya

Excited - Canva

Excited - Canva

Like

Sepanjang tahun 2020 lalu, pemerintah sudah menerbitkan 6 Surat Berharga Negara (SBN). Di luar dugaan, meski dihantam sentimen pandemi Covid-19 laris manis nih, Be-emers.

Diketahui, nilai pemesanan dari SBN yang diterbitkan mampu mencapai Rp76,78 triliun lho! Adapun, seri SR013 jadi yang paling banyak dipesan, dengan nilai pemesanan sebesar Rp25,67 triliun.

Hal itu menunjukkan kalau minat masyarakat untuk berinvestasi, terutama di instrumen surat utang atau obligasi cukup tinggi.

Lalu, bagaimana di tahun 2021?

Rupanya euforia penerbitan SBN dan obligasi korporasi Indonesia di tahun 2021 ini pun diprediksi bakal terserap dengan optimal lho, Be-emers. Kok Bisa?


Baca Juga: SBN Ritel Laris di Tahun 2020, Begini Prospeknya di 2021
 

Adanya Pemulihan Pasar

Menurut Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto, dikutip dari Bisnis, pasar obligasi korporasi akan menunjukkan pemulihan pada tahun ini, sama seperti pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Nah, hal itu terjadi seiring dengan kemunculan vaksin untuk virus corona yang meningkatkan prospek pemulihan ekonomi global. Soalnya, seperti yang diketahui, banyak perusahaan yang terpaksa menunda rencana dan upaya refinancing akibat pandemi.

Di satu sisi, saat itu, investor juga cenderung lebih waspada dalam memilih instrumen investasi.

Seiring dengan pemulihan pasar SBN dan obligasi korporasi tahun ini, hal itu dinilai enggak akan menimbulkan perebutan dana investor kok. Pemulihan yang dibarengi dengan lonjakan permintaan jadi salah satu faktornya.
 

Tren Suku Bunga Rendah

Terlebih, tingkat permintaan terhadap instrumen obligasi juga didukung sama tren suku bunga rendah yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Soalnya, dengan tingkat imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) yang semakin menurun, investor akan mencari obligasi korporasi sebagai penggantinya demi mendapatkan return yang optimal.
 

Profil Investor

Pemulihan ekonomi juga bakal membuat masuknya kembali para investor asing ke pasar SBN dan obligasi korporasi dalam negeri. Alhasil, tingkat likuiditas juga jadi makin tinggi deh, Be-emers.

Menurut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Ariawan, investor yang masuk ke SBN Indonesia umumnya pemilik dana dengan profil agresif yang mengharapkan capital gain dari perubahan harga.

Sementara itu, profil investor yang masuk ke surat utang korporasi cenderung justru lebih konservatif. Investor tersebut mengincar kupon obligasi yang tinggi dan umumnya tidak memperdagangkannya.

Baca Juga: Milenial Dominasi SBN, Apa Keunggulannya Dibanding Investasi Lain?