Waduh, 20 Ribu Warteg di Jabodetabek Terancam Tutup! Kenapa Ya?

Like

 

Warteg - Canva

Warteg - Canva

 

Penurunan Daya Beli Masyarakat

Pandemi Covid-19 memang bikin pola kehidupan kita jadi berubah. Bahkan, sadar atau enggak, pandemi bikin kebiasaan banyak orang untuk beli makan di warteg juga berkurang.

Sudah bukan rahasia lagi, hampir semua bisnis kuliner mengalami tekanan akibat pandemi. Bayangin deh, warteg yang biasanya ramai pas jam makan siang, kini mulai sepi karena banyak pekerja yang work from home (WFH).

Apalagi, sekarang banyak yang memutuskan buat beli makanan via ojek online atau delivery order. Keberadaan warteg yang enggak belum bisa beradaptasi dengan digitalisasi UMKM, tentunya harus terpaksa menelan pil pahit karena sepi pelanggan.

Memang sih, sejumlah startup social enterprise, seperti Wahyoo misalnya, bisa jadi salah satu solusi digitalisasi UMKM, termasuk bisnis warteg.

Baca Juga: Antara Cuan & Pengabdian, Startup Social Enterprise Lokal Ini Sukses dengan Pendanaan Ventura


Namun, hal itu kayaknya masih belum bisa membangkitkan bisnis warteg nih, Be-emers. 

Diketahui dari sejumlah sumber, Mukroni menyebutkan kalau para pelaku bisnis warteg hanya bisa mendapatkan omset Rp200.000 hingga Rp1 juta per hari. Sedangkan sebelum pandemi “menyerang”, biasanya mereka bisa menghasilkan omset Rp2 juta hingga Rp10 juta per hari lho!

Masih ada lagi nih penyebabnya, NEXT yuk!