Uniqlo Jadi Peritel Pakaian Paling Bervaluasi di Dunia! Kok Bisa?

Uniqlo - Canva

Uniqlo - Canva

Like

Dari berbagai macam fashion brand, Uniqlo cukup identik dengan gaya busana anak muda. Kamu salah satu yang menggunakan produk Uniqlo enggak nih, Be-emers?

Perusahaan asal Jepang, Uniqlo, rupanya telah menjadi peritel pakaian paling bervaluasi di dunia lho!

Menurut data Nikkei Asia, induk usaha Uniqlo, yakni Fast Retailing, telah berhasil mengalahkan Inditext dengan menjadi perusahaan ritel pakaian yang bervaluasi tinggi. Adapun, Inditex merupakan perusahaan pemilik brand Zara nih, Be-emers.

Diketahui, kapitalisasi pasar Fast Retailing yakni sudah mencapai US$105,6 miliar. Sedangkan kapitalisasi pasar Inditex hanya mencapai US$98,2 miliar.

Pencapaian Fast Retailing tersebut juga mengalahkan rivalnya yang lain, yakni H&M (US$35,1 miliar) dan GAP (US$9,3 miliar). Sementra PVH Corp., pemilik brand Tommy Hilfiger dan Calvin Klein menempati urutan kelima sebagai peritel pakaian bervaluasi tinggi di dunia, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$6,9 miliar.


Bahkan, meski ada sejumlah perusahaan dengan bisnis pakaian yang lebih bervariasi, seperti Nike dan LVMH, total penjualan mereka justru sangat bergantung pada kategori lain selain pakaian.

Selain itu, saham Fast Retailing juga terus meningkat sejak April 2020. hal itu terjadi bahkan di saat penjualan Zara dan H&m masih lebih besar daripada Uniqlo, serta harga saham keduanya yang masih fluktuatif di tengah pandemi.

Soalnya, Uniqlo telah menjadi bagian terbesar dari penjualan perusahaan. Para investor pun tampak optimis tentang ke mana arah merek tersebut, disusul dengan daya beli di kawasan Asia yang juga meningkat.

Baca Juga: Meski Pandemi, Penjualan Tas Hermes Malah Naik Hingga US$2,54 Miliar Lho!
 

Didominasi Penjualan di Asia

Seperti yang diketahui, Uniqlo sempat mengalami kesulitan melakukan ekspansi di Amerika Serikat. Namun, dilansir dari Quartz, hal itu enggak berpengaruh pada penjualannya di kawasan Asia, terutama di China.

Pada Agustus 2020 misalnya, Uniqlo tercatat punya 866 gerai di kawasan China, termasuk Hong Kong dan Taiwan. Angka itu melebihi gerai Uniqlo di Jepang, yang berjumlah 813 gerai.

China memegang sekitar 23 persen dari keseluruhan penjualan Uniqlo. Secara bersamaan, perusahaan Uniqlo juga membangun gerainya di pasar Asia lainnya, termasuk di sekitar Asia Tenggara, hingga India lho!

Hal itu jadi keunggulan sendiri bagi Uniqlo dibanding beberapa pesaingnya selama pandemi. Sebagai pasar mode terbesar di dunia, China pulih lebih cepat dari Eropa dan AS, yang notabene hal ini menjadi pertanda baik bagi Uniqlo.

Sebaliknya, Zara justru memperoleh lebih dari 60 persen penjualannya dari Eropa pada 2019.

Di satu sisi, dalam laporan tahunannya pada 2019, Uniqlo juga melihat manfaat jangka panjang. Perusahaan memandang China, Asia Tenggara, dan India sebagai "pusat pertumbuhan ekonomi dunia".

Adapun, langkah Uniqlo di Asia bukanlah jadi satu-satunya kekuatan. Pakaian kasual dan fungsional milik Uniqlo kemungkinan akan lebih baik dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun, pastinya sebagian besar pembeli produk Uniqlo masih berada di negara-negara seperti Jepang dan Cina. Bisa jadi, itulah jadi hal terpenting bagi investor yang ingin menjaga agar nilai Uniqlo terus meningkat.

Baca Juga: Tekad Kuat CEO Louis Vuitton dalam Mengembangkan Bisnis Mewahnya