Pentingnya Pemahaman Akuntansi dalam Rumah Tangga di Masa Pandemi Covid – 19

jobdescriptionswiki.com

jobdescriptionswiki.com

Like

Apa yang seseorang pikirkan ketika mendengar atau membaca kata akuntansi?

Mungkin masing-masing orang memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai akuntansi. Mungkin seseorang akan berpikir mengenai angka-angka yang rumit, debet-kredit, penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, peraturan perpajakan, laporan laba rugi, neraca, dan sebagainya.

Sebagian orang yang kurang menyukai kegiatan hitung-menghitung, mungkin juga tidak akan menyukai bidang akuntansi. Namun tanpa disadari, hampir di setiap aspek membutuhkan akuntansi,

Tanpa adanya akuntansi, maka sulit rasanya untuk menilai kinerja suatu organisasi, sehingga organisasi tersebut pun sulit untuk melakukan evaluasi serta perbaikan untuk selanjutnya. Seandainya akuntansi tidak ada di dunia ini, maka dampaknya adalah organisasi sulit untuk mengalami kemajuan.

Bahkan, organisasi tersebut tidak akan dapat mengetahui berapa jumlah asetnya –apakah mengalami keuntungan atau kerugian– dan tidak akan menyadari bahwa mereka sudah berada di ambang kebangkrutan. Oleh karena itu, akuntansi sangat penting untuk dipelajari oleh siapa saja.


Sebelum membahas lebih jauh mengenai pentingnya pemahaman akuntansi dalam rumah tangga saat krisis dan di masa covid-19, akan lebih baik apabila mengetahui definisi dan sejarah akuntansi terlebih dahulu. American Institute of Certified Public Accountants mendefinisikan akuntansi sebagai proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi kejadian dalam bentuk satuan uang yang tepat (berdaya guna) dan penginterpretasian hasil tersebut.

Jika ditinjau dari segi bahasa, akuntansi berasal dari kata kerja “to account” yang berarti memperhitungkan (Harti, 2018:4). Jika menengok sejarahnya, akuntansi diperkirakan sudah ada sejak jaman pra masehi yang dibuktikan dengan beberapa penemuan; antara lain gudang-gudang Mesir sebagai tempat penyimpanan barang berharga, serta tablet-tablet tanah liat Babilonia yang berisi catatan-catatan mengenai informasi berapa jumlah uang dan barang yang diterima, nama orang yang memberikannya, nama orang yang menerimanya, dan tanggal kejadian.

Selain itu, terdapat juga penemuan di Mesir atas catatan “Zenon Papyri” pada abad ke tiga sebelum Masehi, dimana Zenon merupakan administrator dari bagian yang luas; serta tablet lilin pada periode Romawi yang berisi catatan-catatan (Ikhsan dan Suprasto, 2008:4). Sedangkan akuntansi modern hadir pada masa Renaisans Italia.

Pada masa ini, ditemukan  tata buku berpasangan (double entry book keeping) yaitu sekitar abad ke-13. Orang yang pertama mengkodifikasi akuntansi adalah Luca Pacioli dalam bukunya yang berjudul: Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita (Ikhsan dan Suprasto, 2008:4).

Jika melihat dari sejarahnya, maka dapat diketahui bahwa akuntansi memang sudah sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan manusia meskipun pada jaman dahulu belum menggunakan tata buku berpasangan. Salah satu peran utama akuntansi adalah pengendalian biaya organisasi.

Berbicara mengenai jenis-jenis organisasi, tentu saja terdapat banyak jenis organisasi. Misalnya, organisasi perusahaan, organisasi nirlaba, organisasi sektor publik, maupun organisasi rumah tangga.

Penting bagi suatu organisasi untuk mengelola sumber dayanya dengan efektif dan efisien, dimana salah satunya adalah sumber daya keuangan. Dengan memiliki aset uang yang mencukupi, suatu organisasi akan lebih terjamin keberlangsungannya karena uang tersebut dapat digunakan untuk segera melunasi hutang jangka pendeknya, melakukan ekspansi usaha, membayar listrik, air, gaji, pegawai, dan biaya-biaya lainnya dengan tepat waktu.

Sebaliknya, ketika sedang berada dalam situasi krisis, biasanya penghasilannya lebih rendah dan sumber daya keuangan yang dimilikinya pun menjadi lebih sedikit daripada biasanya. Mengutip dari Bisnis.com pada tanggal 5 Mei 2020 dengan judul "Waduh! Covid - 19 Bisa Bikin Orang Miskin Bertambah 12 Juta", Center of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan akibat pandemi Covid - 19 bisa bertambah 5,1 juta hingga 12,3 juta pada kuartal II/2020 ini. Dengan demikian, penting bagi suatu organisasi untuk mengadakan efisiensi atau penghematan terhadap biaya-biaya. Kadangkala dalam situasi mendesak, organisasi perlu mencari pinjaman atau hutang untuk menjamin keberlangsungan operasionalnya.

Begitu pula dengan organisasi rumah tangga. Suatu rumah tangga perlu mengelola sumber daya keuangan yang dimilikinya secara efektif dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Dalam situasi pandemi covid-19 yang dapat menyebar dengan cepat ini, berdampak terhadap banyaknya karyawan yang dirumahkan oleh perusahaan dan sulit untuk mencari penghasilan tambahan seperti dalam kondisi normal. Dalam situasi ini, tentu saja penghasilan rumah tangga menjadi berkurang dan tidak sedikit “manajer keuangan” rumah tangga yang mengalami kesulitan dalam mengelola sumber daya keuangannya.

Masalah ini seringkali diperparah oleh “manajer keuangan” dalam rumah tangga yang tidak selalu melakukan pencatatan atas semua transaksi keuangan rumah tangga. Beberapa faktor penyebabnya antara lain menganggap bahwa pencatatan transaksi keuangan adalah pekerjaan yang tidak berguna, lupa mencatat transaksi keuangan –karena menganggap bukan kegiatan prioritas utama dalam rumah tangga.

Bahkan, disebabkan karena tidak memahami akuntansi sehingga tidak tahu bagaimana caranya mencatata transaksi keuangan. Dengan tidak adanya catatan transaksi rumah tangga, tampaknya akan menyulitkan “manajer keuangan” rumah tangga untuk melakukan analisis keuangan rumah tangga dan mengambil keputusan yang lebih efektif dan efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Empat hal penting dalam akuntansi rumah tangga terdiri dari penganggaran, pencatatan, pengambilan keputusan, dan perencanaan jangka panjang (Manurung dan Sinton, 2013). Pertama, perencanaan penganggaran merupakan suatu ukuran proses keberhasilan dalam ketercapaian setiap kebutuhan dalam rumah tangga.

Dalam hal ini, setiap rumah tangga perlu untuk menyusun skala prioritas kebutuhan. Misalnya, mulai dari kebutuhan yang paling penting sampai kepada kebutuhan yang kurang penting atau hutang mana saja yang paling mendesak untuk segera dibayar dan hutang mana saja yang masih lebih lama jatuh temponya.

Misalnya dalam kondisi krisis ini, yang perlu diutamakan dalam anggaran rumah tangga adalah biaya kebutuhan pangan, biaya air, biaya listrik, dan biaya pendidikan anak. Sedangkan biaya untuk membeli barang mewah, tamasya atau rekreasi, dan sebagainya sebaiknya ditempatkan dalam prioritas paling akhir.

Apabila perabotan rumah tangga masih sangat layak digunakan, maka sebaiknya tidak perlu mengganti atau membeli dengan yang baru. Kedua, dilakukannya pencatatan setiap kali terjadi transaksi, antara lain aset masuk dan aset keluar, hutang piutang, dan sebagainya.

Aset rumah tangga antara lain uang kas dan perabotan rumah tangga. Pencatatan ini sangat penting dalam rangka pengendalian intern di dalam rumah tangga terutama pengendalian intern dalam hal aset-aset rumah tangga sehingga jangan pernah menunda untuk melakukannya.

Ketiga, pengambilan keputusan dimana merupakan suatu sifat dan sikap kehati-hatian untuk setiap kebutuhan dalam penerapan akuntansi rumah tangga. Dalam hal ini, setiap rumah tangga perlu untuk memikirkan risiko-risiko apa saja yang akan muncul dari setiap tindakan yang diambil.

Misalnya, ketika uang kas rumah tangga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, maka rumah tangga tersebut perlu meminjam dana dari pihak lain, atau dengan kata lain, hutang dengan menggunakan agunan. Dalam situasi ini, rumah tangga perlu untuk menimbang besarnya bunga dan jangka waktu yang ditetapkan oleh pihak yang memberikan pinjaman tersebut, apakah nantinya rumah tangga ini mampu untuk membayar bunga pinjaman tersebut.

Keempat, perencanaan jangka panjang merupakan suatu bentuk investasi yang diharuskan bagi kalangan kehidupan dalam rumah tangga. Misalnya, ketika mempunyai kelebihan uang akan lebih baik menabung sedikit dari penghasilan tersebut dan memiliki komitmen untuk tidak mengambil tabungan tersebut dalam jangka waktu yang panjang, misalnya tiga tahun atau lima tahun.

Dengan menabung sedikit demi sedikit dari sedikit penghasilan yang dimiliki, maka tentu saja nantinya akan menjadi banyak dan mampu memenuhi sebagian dari kebutuhan dalam rumah tangga. Keempat hal tersebut merupakan pengetahuan dan aktivitas akuntansi yang sangat penting untuk diketahui dan dilakukan dalam setiap rumah tangga. Dengan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, maka keuangan rumah tangga kemungkinan besar akan lebih stabil dalam menghadapi situasi krisis dan pandemi seperti ini.